
Malang Post – Dalam menjalankan puasa Ramadan, perlu penyesuaian di awal. Sekalipun puasa itu sangat bagus untuk kesehatan.
Penegasan itu disampaikan Staf Pengajar Departemen Kedokteran Keluarga FKUB, dr. Nanik Setyowati, M.Kes., ketika menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Selasa (12/3/2024)
Dokter Nanik juga menjelaskan, jika disertakan hidup sehat dengan benar-benar memilih makanan, bisa juga menurunkan berat badan berlebih 1 – 2 kilogram.
“Karena sistem pembakaran tubuh itu jika glikogen sudah habis, maka akan membakar lemak. Kemudian baru lanjut pada otot,” tandasnya.
Karenanya, imbuh dr. Naik, berpuasa di bulan Ramadan harus disertai rasa senang, sehingga menjalankannya itu tidak merasa terbebani.
Di sisi lain, dr. Nanik juga menjelaskan, waktu tidur yang baik itu perlu diperhatikan ketika menjalankan puasa Ramadan. Pastikan ketika sahur lepas dari jam 03.00 pagi dan tidak melanjutkan tidur setelahnya.
“Asupan makanan yang dikonsumsi khususnya ketika sahur, juga perlu diperhatikan. Pastikan juga mengkonsumsi buah untuk memenuhi kebutuhan serat. Atau bisa juga mengkonsumsi gandum,” sebutnya.
Dokter Nanik menambahkan, yang tidak kalah penting itu dengan tetap menjaga pemenuhan kebutuhan air.
Sementara General Manager Grand Mercure Malang Mirama, Sugito Adhi, menambahkan, karyawan bisa tetap menjalankan ibadah Ramadan utamanya berpuasa, dengan tetap juga menjaga profesionalitas di tempat kerja. Tentu dengan manajemen waktu karyawan yang baik.
Karena biasanya bisnis itu, memang mengikuti penjadwalan kerja karyawan.
Jika di awal puasa pergerakan di tempat kerja ada kecenderungan menurun, maka karyawan bisa manfaatkan cutinya untuk diambil.
Sugito menambahkan, begitupun untuk karyawan yang tetap bekerja, maka bisa tetap jaga performanya.
Pun dalam kacamata Dosen Psikologi Industri Organisasi UMM, Zakarija Achmat, S.Psi., M.Si., memang segala sesuatu perubahan itu butuh waktu. Tapi tantangan seperti ini biasa dirasakan di awal saja, selebihnya menjadi terbiasa.
Zakarija menjelaskan juga, dalam aktivitas rutin pekerjaan bisa dimodifikasi menyesuaikan, jika memang memungkinkan.
“Seperti contohnya, dosen yang metode mengajarnya tidak terlalu banyak penjelasan atau bicara,” sebutnya.
Zakarija menambahkan, bahkan ketika menjadi karyawan juga tetap bisa optimalkan ibadahnya. Kalau biasanya jam istirahatnya untuk makan siang, maka bisa diganti beribadah tambahan di bulan Ramadan. (Wulan Indriyani – Ra Indrata)