Malang Post – Timnas Indonesia U-23, bakal turun di ajang Piala Asia U-23 Qatar. Yang bergulir mulai 15 April hingga 3 Mei 2024 mendatang.
Karena even itu tidak termasuk dalam kalender FIFA, banyak klub kontestan Liga 1 musim 2023/2024, yang enggan melepaskan pemainnya.
Kondisi tersebut, jelas membuat pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, pusing tujuh keliling. Lantaran PSSI tidak bisa memaksa klub untuk melepaskan pemainnya.
Salah satu jalan keluar yang bisa dilakukan, adalah menghapus aturan setiap klub, wajib memainkan pemain Timnas U-23 minimal 45 menit di setiap pertandingan. Agar klub leluasa memainkan seluruh pemain yang dimiliki, jika ada pemainnya yang diambil Timnas U-23.
“Pada tanggal 20 Februari lalu, kami Exco PSSI rapatkan hal ini dan setuju untuk dicabut aturan ini (kewajiban memainkan pemain U-23).”
“Kami kemarin sudah bikin surat ke PT LIB, untuk bisa menerapkannya di tanggal 1 maret 2024 sampai berakhirnya liga,” kata Arya Sinulingga, anggota Exco PSSI.
“Makanya hari ini, mungkin dari PT LIB sudah mengeluarkan mengenai perubahan peraturan tersebut, yang tujuannya untuk prioritas kepada Timnas. Sehingga kita harapkan tidak ada lagi penolakan dari klub terhadap kebutuhan pemain untuk menuju Timnas U-23,” tutur Arya.
“Jadi artinya semua bisa dibicarakan tak perlu jadi polemik dan bisa diselesaikan semua baik bagi klub maupun Timnas,” ucap Arya.
Seperti diketahui, beberapa klub Liga 1 sebelumnya menegaskan tak akan mengizinkan para pemainnya membela Timnas Indonesia U-23.
Klub-klub tersebut antara lain, Persija Jakarta, Borneo FC hingga PSS Sleman.
Salah satu alasan mereka tidak mengizinkan para pemainnya, lantaran pada periode tersebut, merupakan pekan-pekan penting bagi tim.
Dalam hal ini, klub juga mempunyai kewenangan menahan para pemainnya lantaran Piala Asia U-23 tidak masuk dalam kalender resmi FIFA.
Terpisah, dihapuskannya regulasi pemain U-23 wajib dimainkan, juga mendapat perhatian pelatih Arema FC, Widodo Cahyono Putro.
Bahkan pelatih yang menggantikan posisi Jose Fernando Martins Valente ini menganggp, keputusan tersebut sudah terlambat. Seharusnya, sejak awal tidak ada regulasi tersebut.
Widodo sendiri punya cukup banyak stok pemain U-23. Bahkan ada yang layak menghuni starting eleven, tanpa perlu ada regulasi wajib dimainkan. Sebut saja Achmad Maulana, Ginanjar Wahyu dan Arkhan Fikri.
“Saya tidak bisa terlalu banyak berpendapat. Saya sendiri baru masuk (Liga 1 2023-2024 sebagai pelatih). Mungkin seharusnya dari awal seperti ini regulasinya,” kata mantan pelatih Deltras Sidoarjo ini.
Pelatih berlisensi UEFA Pro itu dengan tegas mendukung adanya penghapusan regulasi peman U-23 wajib dimainkan. Baginya, keputusan itu ada sisi positifnya juga.
Hanya saja, bagi Arema FC, adanya amandemen regulasi itu tak banyak berdampak.
Ada atau tidak ada penghapusan regulasi, Arema FC tetap akan memainkan pemain berusia di bawah 23 tahunnya.
“Tapi, pastinya semua ada sisi positifnya. Ya, kita support saja,” tegas pelatih yang juga pernah membesut Bhayangkara Presisi Indonesia FC ini. (*/ Ra Indrata)