
KETIKA ITU: Inilah kondisi korban ledakan tabung gas elpiji yang terjadi beberapa waktu lalu. Diantara enam korban tersebut, ada satu yang akhirnya meninggal dunia. (Foto: Istimewa)
Malang Post – Kabar duka tersebar di grup relawan Malang Raya, Jumat (23/2/2024) sore jelang Maghrib. Satu dari enam korban letusan bocoran gas elpiji, meninggal dunia usai dirawat lima hari sejak Minggu (16/2/2024) lalu.
Korban meninggal yakni Ahmad Izzudin Mahdum (26), warga RT01/RW04 Desa Wiyurejo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Korban mengalami luka bakar 30 persen lebih dan sempat dirawat di RS Saiful Anwar Malang.
Adanya korban meninggal ini, dikonfirmasi Camat Pujon, Indra Gunawan saat dihubungi Malang Post lewat ponsel.
“Informasinya benar. Jenazah baru datang (Wiyurejo, Red.) dan akan segera dimakamkan, ” ungkap Indra sembari mengucap bela sungkawa.
Korban Ahmad Izzudin Mahdum disebutkan sebagai Indonesian Food Factory di warung Sego Resek, alamat Jalan Kerto Pamuji, Kelurahan Ketawanggede Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
Pada Minggu (18/2/2024) pagi, warung ini meledak usai elpiji bocor. Sebanyak enam karyawan mengalami luka bakar akibat terjadi kebakaran. Para korban mengalami luka bakar antara 10-40 persen. Mayoritas luka di bagian tangan, kaki dan wajah.
Selain korban Ahmad, ada korban lain yakni Agus Riyanto (35), warga RT 14 RW 5 Desa Wiyurejo, Novan Andinata (25), warga RT 14 RW 5 Desa Wiyurejo, Tio Bagus Aji (24), warga RT 14 RW 5 Desa Wiyurejo dan Sonif Avianto (30), warga Desa Wiyurejo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang.
Sementara itu terpisah, mencermati banyaknya kasus elpiji meledak di Malang Raya. Bahkan yang terakhir hingga menyebabkan korban meninggal dunia, pihak Pertamina pun langsung buka suara.
Section Head Communication and Relation Pertamina Patraniaga Jatimbalinus, Taufik Kurniawan mengatakan, tabung gas elpiji ini sebenarnya sudah di desain sedemikian rupa. Untuk meminimalisir terjadinya ledakan.
“Sebelum diedarkan, kami lakukan quality control berkali kali hingga uji kebocoran dan sebagainya. Sehingga, tabung elpiji tidak bocor atau meledak dengan sendirinya,” ujar Taufik, beberapa waktu lalu.
Pihaknya menduga, rentetan peristiwa ledakan hingga kebakaran akibat gas elpiji bocor ini, karena selang regulator elpiji yang digunakan, tak sesuai standar atau terjadi kerusakan. Sehingga mengakibatkan gas keluar dengan sendirinya.
“Ketika gas keluar, lalu berkontak dengan sumber api. Teori segitiga api kan ada panas, ada bahan bakar dan oksigen. Saat ketiganya bertemu, maka akan mengakibatkan ledakan dan kebakaran,” ungkapnya.
Dengan adanya peristiwa ini, Taufik juga memberikan imbauan kepada masyarakat agar aman dalam menggunakan gas elpiji.
Pertama, tabung gas elpiji harus diletakkan di ruang yang terdapat udaranya. Kedua, masyarakat juga perlu memastikan regulator elpiji yang digunakan standar SNI atau tidak.
Ketiga, segera membawa tabung elpiji ke ruang terbuka ketika mencium bau kebocoran gas elpiji.
“Intinya, tak perlu panik, segera menghindarkan elpiji dari sumber api. Kemudian meletakkan juga harus diruang terbuka, jangan tertutup,” tandasnya. (Santoso SN/Ra Indrata)