Malang Post – Komisi Pemilihan Umum (KPU), masih temukan sejumlah kendala dalam pelaksanaan Pemilu 2024 ini.
Sekalipun demikian, kendala tersebut tidak sampai berpengaruh pada perhitungan suara, yang sampai saat ini masih terus berlangsung.
Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih Partisipasi Masyarakat & SDM KPU Kabupaten Malang, Marhaendra Pramudya Mahardika, menyampaikan hal tersebut, saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk.
Salah satu cara untuk menyelesaikan masalah terhadap perhitungan, katanya, KPU menggunakan cara rekapitulasi manual, untuk penghitungan suara.
Mulai dari tingkat TPS, Kecamatan, Kabupaten atau Kota dan selanjutnya ke tingkat Provinsi.
“Untuk hasil pasti, masyarakat bisa menunggu penghitungan final dari KPU RI,” kata Marhendra di acara yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Rabu (21/2/2024).
Pihaknya juga mengakui, sebelumnya ada kendala saat perekrutan petugas KPPS. Karena animo kesukarelaan masih belum optimal. Hal itu dilihat ketika sudah hampir batas tanggal rekrutmen, sempat kekurangan banyak SDM.
Kordiv Penanganan Pelanggaran & Data Informasi Bawaslu Kab Malang, Abdul Allam Amrullah menambahkan, terkait evaluasi pelaksanaan Pemilu 2024, masih kurang unsur jaminan kesehatan untuk penyelenggara.
“Kalau ada jaminan kesehatan, bisa membuat petugas merasa aman dan tercover. Jadi tidak cukup hanya dari petugas kesehatan yang siap sedia saja,” tandasnya.
Selain itu, lanjut Abdul Allam, karena sekarang masih dilakukan rekapitulasi suara, Bawaslu memastikan proses rekap tidak dilakukan berlebihan. Harus ada pola waktunya, untuk mengurangi jumlah petugas yang jatuh sakit karena kelelahan.
Sementara Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Malang, Sukardi menyebut, Dinkes Kota Malang berkontribusi dalam penyelenggaraan Pemilu. Mulai dari pra sampai pasca Pemilu.
“Sejak sebelum 14 Februari 2024, Dinkes Kota Malang mencatat ada puluhan petugas KPPS dan petugas ketertiban, jatuh sakit bahkan sampai meninggal dunia.
Sukardi merinci, 41 orang berobat ke puskesmas, dua orang berobat ke rumah sakit dan tiga orang dilaporkan meninggal dunia.
Saat penyelenggaraan Pemilu, tenaga kesehatan standby di klinik, puskesmas, kantor kecamatan dan mobile monitoring. (Faricha Umami-Ra Indrata)