Malang Post – Universitas Brawijaya Kembali menambah daftar profesor dari berbagai bidang ilmu. Yang akan dikukuhkan, Kamis (22/2/2024) di Gedung Samantha Krida.
Ada lima profesor sekaligus yang dikukuhkan. Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) menyumbang empat profesor dan satu dari Fakultas Ilmu Administrasi (FIA).
Diawali Prof. Dr. Ir. Musthofa Lutfi, MP., dari Fakultas Teknologi Pertanian. Akan membacakan penelitiannya berjudul Inovasi Plastik dan Umbi Amorphopallus.
Menurutnya, salah satu solusi yang sangat menjanjikan, dalam mengatasi masalah plastik adalah dengan mengembangkan plastik dari bahan yang mampu terurai di alam. Biasa disebut bioplastik. Berbahan dasar umbi lokal Indonesia. Seperti garut, ganyong dan talas.
“Selama ini, mayoritas riset masih hanya memanfaatkan pati sebagai bahan utama
pengembangan bioplastik. Pemanfaatan ini tidak sepenuhnya maksimal, yang berujung kepada produksi bioplastik tidak 100 persen di daur ulang. Bahkan muncul mikroplastik di ekosistem yang berpengaruh terhadap kesehatan,” jelas Prof. Musthofa.
Melihat potensi pertanian Indonesia, ia mengenalkan inovasi bioplasti Glucoplast, dengan memanfaatkan glukomanan dari umbi genus Amorphopallus. Dalam proses produksinya three gateway systems engineering dapat dimanfaatkan.
Pemanfaatan glukomanan, akan meningkatkan kemampuan biodegradibilitas plastik dibandingkan yang telah dikembangkan, hanya dengan satu komponen saja.
Pengembangan bioplastik yang optimal, perlu dilakukan dengan menerapkan keteknikan sistem, yang memberikan deskripsi jelas.
Mulai dari identifikasi masalah, penyusunan solusi, implementasi sistem, hingga monitoring.
“Keteknikan sistem yang kami usulkan, adalah dengan pendekatan tiga gerbang teknologi, yang mencakup pengembangan teknologi, pengelolaan teknologi serta perencanaan pemasaran,” katanya.
Prof. Dr. Widya Dwi Rukmi Putri, STP, MP., dari Fakultas Teknologi Pertanian, akan membacakan penelitiannya yang berjudul Kolaborasi Multisektoral Berbasis Nilai Gotong
Royong dalam Pengelolaan Hutan di Indonesia.
Teknologi Heterogenous Dual Treatment (HeDT), merupakan teknologi modifikasi pati yang melibatkan dua proses secara simultan.
Metode ini adalah pengembangan dari metode modifikasi, yang dilakukan sebelumnya. Yaitu single (tunggal) dan homogenous dual treatment. Dimana perlakuan fisik, kimiawi, biologis maupun enzimatis, dilakukan secara sendiri-sendiri dalam suatu proses pengolahan.
Metode HeDT, dapat diaplikasikan dalam proses pengolahan pangan di masa yang akan datang. Karena dapat langsung digunakan, untuk meningkatkan pati resisten dalam komoditas, tanpa harus mengekstrak dan memofifikasi patinya terlebih dahulu.
“Pati resisten memiliki peranan penting, seperti peningkatan kesehatan usus, meningkatkan sensitivitas insulin, mempertahankan rasa kenyang lebih lama, memiliki efek hipokolestrolemia, mengurangi pembentukan batu empedu, membantu penyerapan mineral serta mencegah sembelit,” ujarnya.
Metode HeDT ini, imbuhnya, perlu diaplikasikan secara intensif pada pengolahan-pengolahan produk pangan.
“Terutama makanan tradisional dan produk pangan lainnya, yang tinggi karbohidrat mudah cerna, sehingga dapat meningkatkan pati resistennya dan menyumbangkan peran terhadap kesehatan Masyarakat,” tegasnya.
Prof. Dr., Drs., Choirul Saleh., MSi menawarkan pedekatan MSC-NBGR, dalam pengelolaan hutan adat.
Ia menjadi professor dalam bidang ilmu Administrasi Publik dan tercatat sebagai professor ke-13 di Fakultas Ilmu Administrasi. Yang merupakan profesor dalam bidang ilmu Rekayasa Proses Pengolahan dari Fakultas Teknologi Pertanian.
Ia menjadi profesor ke-15 di Fakultas Teknologi Pertanian, profesor aktif ke-215 dan ke-378 dari seluruh profesor di Universitas Brawijaya.
Terakhir adalah Prof. Dr. Ir. Yusuf Wibisono, STP., M.Sc., IPM, ASEAN.Eng., guru besar asal Fakultas Teknologi Pertanian ini, akan membacakan orasinya yang berjudul Pemisahan Biomolekul menggunakan Model I-SMART.
I-SMART adalah sebuah Model yang mempunyai singkatan dari Integrated Sustainable Membrane Separation Systems.
Menggabungkan dua tahapan penting dari pengembangan membran yang lestari. Yaitu dimulai dan didorong oleh penelitian dan pengkajian secara ilmiah (science-driven) beberapa aspek utama yang mendukung keberlanjutan.
Tentu dengan terciptanya I-SMART diharapkan mampu melakukan pengolahan dan pemanfaatan limbah, meningkatkan efisiensi bioproduksi, hingga mampu memberikan benefit ekonomi dan sosial kepada masyarakat.
Karena Penggunaan biopolimer, biokeramik dan pelarut hijau dapat menggantikan polimer turunan minyak bumi dan pelarut agresif.
Pada aspek teknologi, sistem kontrol yang baik pada alat membran perlu ditingkatkan, dengan mode point-of-use menjadi sangat penting dan layak diterapkan. Intensifikasi proses diperlukan untuk meningkatkan efisiensi, menurunkan menggunaan energi dan menurunkan biaya. (M. Abd. Rahman Rozzi)