Malang Post – Proses pemungutan suara pada pemilu tahun 2024 telah dilaksanakan. Saat ini penyelenggara pemilu tengah fokus melakukan perhitungan suara. Sedangkan para calon legislatif (Caleg), saat ini tengah berdebar-debar menantikan hasil perhitungan.
Di Kota Batu, total terdapat 355 caleg DPRD Kota Batu. Apabila dari salah satu caleg tersebut merasa pusing, linglung, cepat marah, tidak tau arah, sulit tidur, bertindak sembrono, masalah konsentrasi, merasa bersalah, energi berkurang dan semacamnya.
Hendaknya keluarga caleg bisa membawanya ke RSUD Karsa Husada atau RS Baptis Kota Batu. Untuk memeriksakan kondisi kejiwaannya. Terutama para caleg yang perolehan suaranya tidak sesuai ekspektasi.
Koordinator Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinas Kesehatan Kota Batu, dr Susana Indahwati menambahkan, layanan gangguan kejiwaan bagi caleg gagal di Kota Batu sudah disiapkan. Ada dua rumah sakit yang jadi rujukan.
“RS yang jadi rujukan diantaranya adalah RS Karsa Husada dan RS Baptis. Dua RS tersebut punya layanan psikiater,” ujarnya, Kamis, (15/2/2024).
Dia memaparkan, di RS Baptis terdapat dua layanan dokter. Kemudian di RS Karsa Husada ada sary dokter. Dengan pelayanan penanganan diagnosis, pengobatan dan pencegahan terhadap gangguan emosional, kejiwaan, maupun perilaku.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD Karsa Husada Kota Batu, dr. Benny Marcel P menyatakan, dalam pemilu 2024 ini, pihaknya telah menyiapkan layanan rawat inap untuk caleg yang mengalami depresi atau gangguan jiwa. Akibat gagal menang dalam Pileg 2024.
“Melihat pemilu tahun-tahun sebelumnya, banyak caleg gagal yang depresi. Karena itu, kami siapkan fasilitas ruang atau kamar untuk perawatan. Digunakan untuk pelayanan rawat inap bagi caleg gagal,” tutur Benny.
Dia menambahkan, untuk pelayanan pengobatan, pihaknya akan merujuk asesmen dari dokter-dokter kejiwaan atau psikiater. Ini dilakukan untuk mengetahui kondisi pasien mengalami depresi ringan, sedang atau berat.
“Jika hasil asesmen kondisinya ringan, masih bisa dirawat di RSUD Karsa Husada. Namun kalau mengalami gangguan jiwa berat, kami belum punya sarana prasarana yang memadai. Sehingga akan kami rujuk ke rumah sakit jiwa,” paparnya.
Meski telah melakukan berbagai persiapan, pihaknya berharap pada pemilu tahun 2024 ini, tidak ada fenomena caleg gagal yang mengalami gangguan jiwa. Sebab penanganan kasus tersebut butuh waktu yang tidak sebentar.
“Sebagai tindakan preventif, kami sarankan untuk manajemen atau mengelola stres masing-masing. Jangan terlalu berharap tinggi untuk sesuatu hal,” tutupnya. (Ananto Wibowo)