
Malang Post – Penyakit Menular Seksual (PMS), merupakan salah satu dari sepuluh penyebab utama penyakit, yang tidak menyenangkan pada dewasa muda laki- laki dan perempuan.
Salah satu yang rentan terhadap berbagai tantangan kesehatan, termasuk penyebaran Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah kelompok mahasiswa.
Penyakit Menular Seksual (PMS) pada mahasiswa, merupakan masalah serius yang dapat memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan fisik, mental dan sosial.
Dokter Poliklinik di Universitas Negeri Malang, dr. Farid Eka Wahyu., menyebut ada beberapa bahaya penyakit menular seksual, bila terjadi pada rentang usia mahasiswa.
“Penting untuk mengungkapkan realitas bahaya PMS, di kalangan mahasiswa guna meningkatkan kesadaran, pencegahan dan penanganan kondisi ini,” jelasnya
dr. Farid menjelaskan, untuk mengatasi bahaya PMS pada kalangan mahasiswa, pendekatan holistik yang mencakup pendidikan seksual komprehensif, akses mudah ke layanan kesehatan seksual, dukungan sosial dan religiusitas lingkungan sangat penting.
Upaya pencegahan yang efektif, akan membantu melindungi kesehatan reproduksi mahasiswa dan memastikan masa depan mereka yang lebih sehat dan produktif.
“Sering kita dengar istilah ABCDE (Abstinence, Be faithful, Condom, Drug no, Education) untuk mencegah Penyakit Menular Seksual (PMS), terutama HIV/AIDS.”
“Namun sebenarnya komponen “C” (kondom), yang sering ditekankan dapat mencegah penularan PMS. Padahal “C” awal mula didesain, sebagai salah satu alat kontrasepsi dimana diketahui tingkat kegagalannya paling tinggi,” katanya.
Planned Parenthood USA menulis, efektivitas kondom hanya 85 persen jika digunakan sebagai satu-satunya kontrasepsi.
Terlebih jika “C” digunakan untuk tujuan pencegahan PMS, terutama HIV/AIDS. Maka sangat tidak efektif. Terlebih beberapa artikel penelitian menyebutkan, ukuran sperma itu 300 kali lebih besar dari ukuran virus.
“Oleh karena itu, cara yang paling aman dan terhormat bagi mahasiswa yang sudah menikah adalah setia pada pasangan halalnya (be faithful).”
“Sedangkan bagi mereka yang belum menikah, cara yang paling aman adalah dengan menahan diri dari hubungan seksual (abstinence) diluar pernikahan.”
“Hal ini secara sosial juga akan menjadikan mahasiswa, bisa menjalani kehidupan dengan sehat baik dimasa kini maupun nanti,” tandasnya. (M. Abd. Rahman Rozzi)