Malang Post – Camat Pakis, Kabupaten Malang, Prastika Yunika, boleh dibilang luar biasa. Seolah tak merasa lelah. Sejak pagi hingga malam hari dia memandu masyarakat yang mengurus identitas kependudukan digital (IKD).
Sejak awal Februari 2024, masyarakat Kecamatan Pakis yang mengurus IKD eskalasinya terus meningkat. Terutama para pemula yang melakukan perekaman. Yaitu, mereka yang telah berusia 17 tahun.
“Tiap hari rata-rata di atas 200 jiwa yang antre urus IKD. Pengurus membludak karena jelang Pemilu 2024 yang digelar Rabu (14/2/2024),” ujar Camat Pakis, Prastika Yunika, Selasa (13/2).
Pantauan Malang Post sore ini pukul 17.20 WIB, dengan masih mengenakan seragam dinas, dia tetap setia melayani para warga yang mengurus IKD. “Sejak beberapa hari terakhir, kami layani warga hingga petang. Bahkan, malam hari,” ujarnya.
TURUN TANGAN: Camat Pakis, Prastika Yustika, saat memanggil para pengurus IKD sesuai antrean KK yang dikumpulkan. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)
Ditanya tidak lelah Bu Camat, dia hanya tersenyum. Dia mengatakan, semua ini demi masyarakat.
Camat Prastika tampak dengan sabar memandu para warga yang mengurus IKD. Dia dengan ramah memberi semua informasi yang dibutuhkan masyarakat terkait IKD. Kesabaran Bu Camat tampak ketika melayani warga yang tidak sabar karena tidak kebagian kartu antrean. Ya, memang kecamatan hanya menyiapkan 200 kartu antrean.
Berkali-kali dia lewat pengeras suara meminta warga yang tidak kebagian kartu antrean untuk sabar. Mereka diminta kembali pukul 14.30 WIB. Bu Camat juga tampak dengan sabar memanggil satu per satu para pengurus IKD.
Guna memperlancar pelayanan kepada masyarakat, Camat Prastika, juga selalu memperhatikan para pegawainya agar tetap fresh. Yaitu, menyediakan extra fooding untuk para petugas.
Setelah urusan pelayanan IKD hari ini tuntas, Camat Prastika masih harus turun ke lapangan untuk memantau TPS-TPS (tempat pemungutan suara) Pemilu 2024 di wilayah Kecamatan Pakis. “Nanti malam kami pantau TPS-TPS. Jadi habis ini, terus ke agenda itu,” ungkapnya.
Seorang warga dari Desa Saptorenggo mengaku, mengantar putrinya mengurus perekaman IKD. “Pemula, sehingga baru dilakukan perekaman. Tadi pagi sudah ke sini (kantor Kecamatan Pakis), tetapi kuota kartu antrean sudah habis. Sehingga baru petang ini datang kembali ke sini,” jelasnya. (Eka Nurcahyo)