Malang Post – Berkaitan dengan one gate parkir di Pasar Induk Among Tani Kota Batu, dinilai sebuah solusi yang bagus. Karena ini sebagai inovasi, meski harus tetap memperhatikan aspek sosial.
Kepala Pusat Kajian Transportasi Universitas Widyagama Malang, Dr. Aji Suraji, menyampaikan hal tersebut. Ketika menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Rabu (7/2/2024).
Aspek sosial yang dimaksud, adalah pemahaman yang tersampaikan pada masyarakat. Mengingat beralihnya parkir konvensional ke e-parking, tentu secara prosedur berubah. Sosialisasi harus diperhatikan oleh Pemerintah Kota Batu, agar masyarakat bisa menerima inovasi ini.
“Secara teknis, melihat kondisi parkir yang ada di dalam pasar ini, sebuah keputusan yang bagus. Karena meminimalisir hambatan yang biasa terjadi. Salah satunya potensi kepadatan arus di sekitar,” sebutnya.
Tetapi Aji Suraji mengingatkan, Pemerintah Kota Batu seharusnya tidak hanya berorientasi pada pendapatan parkir, yang ada di Pasar Induk Among Tani Batu. Apalagi dengan sistem baru yang diterapkan berupa one gate parkir dengan maksimalkan e-parking.
“Karena sistem e-Parking itu basicnya komputer. Seharusnya SDM di dalamnya juga diperhatikan. Seperti contohnya, juru parkirnya lebih paham komputer dan ada juru gate-nya,” tandas Aji.
Pemkot Batu, tambahnya, juga harus mendengarkan apa yang jadi keluhan para jukir. Dari puluhan jukir yang ada saat ini, mungkin tidak bisa 100 persen keluhannya terakomodir. Tapi setidaknya 25 persen terserap.
Sebab apapun itu, Aji Suraji tetap melihat adanya one gate system parkir di Pasar Induk Among Tani Kota Batu, sebenarnya bagus. Bahkan jika dikelola dengan baik, ini memudahkan target pendapatan dan meminimalisir kebocoran.
“Apalagi di Kota Batu sekarang ini, memiliki regulasi terkait parkir. Sehingga saat ini tinggal jalankan saja peraturan yang sudah dibuat itu,” tegasnya.
Sekalipun konsekuensi dari adanya one gate system parkir, akan berpotensi pengurangan SDM. Tapi hal itu memang harus dimaklumi. Sedangkan SDM lainnya yang dinilai mumpuni, tetap bisa tetap berkontribusi. (Wulan Indriyani – Ra Indrata)