Malang Post – Human error jadi faktor yang mendominasi kecelakaan di jalan. Selain disebabkan faktor cuaca, kendaraan dan jalan itu sendiri.
Seperti yang terjadi di Kabupaten Malang pada 26 Desember 2023 lalu. Yakni melibatkan truk dan bus, di wilayah Singosari. Yang disebabkan human error.
KBO Satlantas Polres Malang, Ipda Cuncun Wahyudi menyebut, pemahaman untuk sopir memang sangat penting.
“Jadi jika memang kondisi tidak memungkinkan, seperti mengantuk. Lebih baik istirahat sejenak, mengingat kendaraan umum itu membawa banyak orang,” katanya.
Sekalipun sebenarnya, setiap PO Bus memiliki SOP masing-masing. Seperti halnya PO Bus 27 Trans, yang juga menerapkan SOP untuk sopir bus, yang beroperasi harus gantian maksimal 4 jam sekali.
Head Operasional PO Bus 27 Trans, Ferry Ardhiansyah, saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk, menyampaikan, setiap satu unit bus, harus ada tiga sopir yang stand by.
“Selain itu, dalam setiap bus juga dilengkapi dengan cctv. Untuk memantau kalau ada sopir yang harusnya istirahat, tapi masih main ponsel, pasti akan diingatkan,” katanya.
Maintenance unit bus pun dilakukan setiap hari. Karena memang operasional bus dilakukan setiap hari.
Sementara itu, Pakar Transportasi UB, Prof. Sugiono juga menegaskan, kondisi human error memang mendominasi penyebab kecelakaan. Tapi yang tidak kalah penting, kondisi kendaraan juga berpengaruh.
“Ke depan, kepolisian perlu memberikan kebijakan baru, dengan mewajibkan adanya sertifikat kelayakan kendaraan, ketika mau perpanjangan SIM,” sebutnya di acara yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Senin (22/1/2024).
Kalau bicara soal kondisi sopir, tambahnya, itu bukan hanya dilihat sehat secara fisik dan mental. Tapi juga dilihat dari segi pengalamannya.
Paling tidak, ketika mau mengakses jalan harus sudah banyak jam terbangnya. Minimal pernah lewat di ruas yang akan dilintasi, supaya lebih menguasai medan. (Wulan Indriyani – Ra Indrata)