Malang Post – Sekitar 90 tokoh spiritual dari seluruh Jawa Timur. Mereka turun gunung. Berkumpul bersama untuk berunding. Mencari tokoh yang tepat, untuk didukung dalam pemilihan presiden di Pemilu 2024, Februari mendatang.
Sejak Sabtu (20/1/2024) malam, satu persatu datang dari padepokan masing-masing. Atau dari tempat ritual yang biasa mereka lakukan. Seperti dari Gunung Arjuno, Gunung Lawu, Banyuwangi, Madiun sampai Pacitan.
Para tokoh spiritual itu, datang ke Gunung Banyak di Kota Batu. Untuk bersama-sama meminta petunjuk kepada leluhur. Meminta arahan siapa yang harus dikawal dalam Pemilu 2024 mendatang.
“Kami melakukan rapal pitu dan rapal songo. Untuk bisa berkomunikasi dengan para leluhur. Bagi orang awam, rasanya memang tidak masuk akal. Tapi selama ini, kami melakukannya bukan atas ego masing-masing.”
“Kalau leluhur mengatakan, siapa yang kira-kira pantas menjadi pemimpin bangsa ini, kami akan mengikuti. Dari petunjuk tersebut, kami sepakat mendukung pasangan calon nomor dua. Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka,” kata Sutoyo, Ketua Panitia sekaligus Sekjen Perkumpulan Pemerhati Budaya Nusantara (PPBN), Minggu (21/1/2024 di Taman Langit, Gunung Banyak, Kota Batu.
Tidak hanya mendukung pasangan Prabowo – Gibran, para tokoh spiritual yang tergabung dalam Himpunan Spiritual Jawa Timur itu, juga mendeklarasikan dukungan untuk Khofifah Indar Parawansa. Untuk kembali maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur, November 2024 mendatang.
Pemilihan Gunung Banyak untuk lelaku tersebut, Sutoyo menyebut karena di kawasan tersebut pernah tinggal Ki Ageng Tarub. Orang menyebut juga sebagai Jaka Tarub.
TURUN GUNUNG: Inilah para tokoh-tokoh spiritual dari seluruh Jawa Timur, seusai melakukan ritual lelaku di Gunung Banyak, sebelum memilih arah dukungan dalam Pemilu 2024. (Foto: Ra Indrata/Malang Post)
Mereka melakukan ritual dengan bertelanjang dada, di atas Gunung Banyak, hingga menyuguhkan sesajen untuk leluhur. Mulai tumpeng tujuh rupa, jenang sengkolo sampai jenang abang.
“Di kawasan ini, pernah tinggal tokoh besar, Eyang Tarub. Kemudian muridnya Bondan Kejawen yang juga terhitung menantu Eyang Tarub, membuat Padepokan Lemah Citra. Jaraknya sekitar lima kilometer dari sini (Gunung Banyak, Red.),” jelas Sutoyo.
Selain itu, lanjutnya, di kawan tersebut juga menjadi saksi bisu, tempat raja-raja di Jawa lahir dan ditempa. Sebut saja nama-nama seperti Dewa Siva, Sri Maharaja Wawa, Ken Arok hingga Bondan Kejawen, pernah belajar di sana.
”Dari tangan mereka pula lahir kerajaan Kanjuruhan (Dewa Siva), Kerajaan Mataram Jombang (Sri Maha Raja Wawa), Kerajaan Singhasari (Ken Arok) dan Bondan Kejawen yang melahirkan raja-raja di Jogja, Solo dan sekitarnya,” ujarnya.
Bahkan dalam proses ritual hingga Minggu dini hari tersebut, tambah Sutoyo, para tokoh spiritual itu langsung ditemui oleh Eyang Tarub. Setelah mereka menggunakan persyaratan-persyaratan ritual yang tidak mudah. Juga tanpa ada peralatan elektronik dan dalam kondisi hening.
“Karena tidak mudah bisa mencari dan bertemu dengan Eyang Tarub. Harus benar-benar dihitung hari dan persyaratan untuk bisa bertemu.”
“Memang tidak semua orang bisa mempercayai laku ritual ini. Tetapi itulah yang kami semua lakukan di Gunung Banyak ini. Tujuannya, benar-benar meminta petunjuk harus kemana arah dukungan kami di Pemilu 2024 mendatang,” sebutnya.
Pembacaan deklarasi dukungan terhadap Prabowo – Gibran itu sendiri, dipimpin oleh Gus Kohar, yang ditirukan oleh seluruh tokoh spiritual yang hadir.
Nantinya naskah deklarasi tersebut, akan disampaikan langsung kepada Khofifah Indar Parawansa. Untuk diteruskan kepada Prabowo – Gibran. (Ra Indrata)