Malang Post – Menukangi Arema FC sejak pekan ke-10, menggantikan posisi Kuncoro, karteker pelatih Arema FC ketika itu. Jose Fernando Martins Valente, sudah merasakan 14 kali laga di Liga 1 musim 2023/2024.
Hasilnya, lima kali menang, dua kali kalah dan tujuh kali kalah. Yang diperoleh dari skema permainan 4-1-3-2 atau 4-4-2. Dan berbeda dari 13 laga di bawah kepelatihan Joko Susilo maupun I Putu Gede, yang cenderung bermain dengan skema 4-3-3.
Tidak hanya skema permainan yang berubah. Pelatih asal Portugal itu juga memiliki kebiasaan unik. Mengubah kebiasaan posisi pemain. Ada kesan, Fernando menyukai eksperimen, untuk menemukan formasi yang terbaik.
Wajar jika pemain-pemain Arema FC, harus bisa menyesuaikan dengan kebiasaan pemain berlisensi UEFA Pro tersebut. Termasuk juga harus terbiasa dengan bermain di posisi yang tidak seperti biasanya.
“Semua pemain harus bisa mengambil opsi lain, di luar kebiasaannya. Termasuk juga menempati posisi yang bukan aslinya. Karena tidak ada pemain yang boleh berada di zona nyaman,” kata Fernando Valente.
Hal itu dilakukannya, untuk memenuhi kebutuhan tim. Sebagai akibat pemain yang sudah berada di tim, akan disesuaikan dengan skema permainan.
Fernando Valente juga menilai, ada beberapa pemain Arema FC yang terlanjur suka bermain di satu posisi saja. Sementara, situasi dan kondisi di tim, menuntut adanya fleksibilitas peran di lapangan.
“Saya ingin pemain melakukan hal yang bukan apa yang mereka suka, tapi apa yang dibutuhkan tim. Itulah kenapa Achmad Maulana main di sisi yang berbeda, Julian Guevara di lini belakang, Lokoli Ngoy dan Dedik Setiawan jadi striker dan winger,” kata Fernando Valente.
Belum lagi kondisi Arema FC saat ini, masih terus berkutat di zona degradasi. Agar bisa lolos ke zona aman, dibutuhkan sesuatu yang berbeda. Untuk bisa mendongkrak posisi Arema FC di klasemen.
“Ada beberapa pilihan harus kita ambil. Saya percaya hal ini bisa terjadi dalam pertandingan dan kami harus bersiap. Kami tidak tahu apa yang bisa terjadi ke depannya,” katanya.
Alasan-alasan tersebut, yang membuat Fernando Valente terlihat benar-benar memaksimalkan laga uji coba, untuk bereksperimen dengan pemain-pemainnya.
Diantara yang sudah dilakukan adalah menduetkan dua pemain asing, Charles Raphael Almeida dan Julian Guevara, sebagai duet di jantung pertahanan.
Padahal di posisi aslinya, kedua pemain itu adalah seorang gelandang bertahan. Tetapi justru di tempatkan pada posisi yang tidak biasa. Menjadi duet bek tengah.
Sementara di posisi tersebut, sebenarnya masih ada beberapa nama pemain. Dua diantaranya yang sering dipasang. Bagas Adi Nugroho dan Syaeful Anwar.
Penyesuaian lainnya, juga ada pada pola serangan. Yang lebih mengarah kepada skema permainan untuk bisa menguasai sepertiga akhir pertahanan lawan.
Itu dilakukan Fernando Valente, setelah di laga-laga sebelumnya, Arema FC sering gagal memanfaatkan peluang, justru ketika sudah berada di sepertiga akhir pertahanan lawan.
Akibatnya, Arema FC menjadi tim yang jumlah gol memasukkannya hanya 25 gol dari 23 kali pertandingan. Jumlah itu tergolong paling sedikit dibandingkan kontestan lainnya.
“Saat mencoba mencetak lebih banyak gol, kami sering gagal melakukannya. Kami akan mencoba meningkatkan lagi, karena paling sulit dalam sepak bola, adalah bermain maksimal di sepertiga akhir lapangan,” tegasnya.
Fernando Valente pun berharap agar pemain-pemainnya, lebih bisa memahami bagaimana mereka bergerak. Melakukan passing dan menyelesaikan peluang dengan baik.
Beruntung pada 23 Januari 2024 mendatang, Arema FC akan bertemu dengan sesama tim Liga 1 musim 2023/2024, Persis Solo, dalam sebuah uji coba di Solo.
Kesempatan tersebut, akan dimanfaatkan Fernando Valente, untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Baik dari sisi serangan maupun bertahan. (*/ Ra Indrata)