Malang Post – Institute of Religious Tourism and Pilgrimage 2nd International Asia Pasific Religious Tourism Pilgrimage Conference (APIRTP), adalah sebuah konferensi internasional tentang wisata religi dan ziarah Asia Pasifik.
Diikuti perwakilan 20 negara. Yakni Australia, China, Eritrea, Filipina, India, Italia, Yordania, Libya, Lithuania, Malaysia, Maroko, Palestina, Portugal, Taiwan , Thailand, Timor Leste, Inggris, Uzbekistan, Yaman dan Sudan. Kali ini Universitas Islam Malang (Unisma) menjadi tuan rumah acara yang digelar Kamis (18/1/2024).
Bertempat di Gedung B, lantai 7 kampus Unisma, rencananya kegiatan itu berlangsung dua hari. Melibatkan sivitas akademika Unisma, serta menghadirkan langsung pembicara dari beberapa negara.
Di awal pembukaan konferensi, Prof. Drs. H. Junaidi, M,Pd., Ph.D, perwakilan Unisma Malang menjelaskan dalam pidato bahasa Inggrisnya, perihal tujuan, agenda dan harapan di selenggarakannya konferensi internasional ini.
Sementara Rektor Unisma Malang, Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si, menekankan soal motto Unisma. Dari Nahdlatul Ulama untuk Indonesia dan Peradaban Dunia. Pada 2027, Unisma memasuki tonggak sejarah universitas kelas dunia.
“Sehingga acara-acara seperti ini, tentu dibutuhkan oleh kami untuk menaikan ratting dan kredibel dalam dunia internasional.”
“Unisma juga tengah fokus untuk pendampingan jurnal tentang wisata religius untuk Scopus atau jurnal internasional, Targetnya adalah scopus Q1,” katanya.
Lebih dari itu, Unisma ingin menjadikan diri sebagai pusat studi wisata religius di Asia Pasific. Maka nantinya akan dilakukan pandampingan secara intensif.
“Jadi kami sangat senang, Unisma dijadikan pusat studi wisata religius Asia Pasific,” ungkapnya.
Dalam kegiatan ini nantinya, juga akan dilakukan tour menuju sebuah situs. Yakni makam pendiri Nahdlatul Ulama (NU), sekaligus melihat museum Gusdur.
Wisata religius ini menjadi momen strategis untuk menggali keilmuan. Karena apapun tempat yang dikunjungi, memiliki sejarah yang monumental. Tentunya bermanfaat bagi pendalaman wawasan religiusitas bagi umat beragama.
“Tentunya dengan tanda kutip, bukan hanya diperuntukan untuk umat Islam saja. Akan tetapi juga untuk umat lainnya dari berbagai macam latar belakang.”
“Karena ini juga mendukung pengembangan pendidikan Islam Multikultural, yang juga ada di Unisma. Yakni Prodi Pendidikan Islam Multikultural,” terangnya. (M. Abd. Rahman Rozzi)