Malang Post – Universitas Brawijaya, kembali mengukuhkan empat profesor baru. Sebagai upaya untuk mempercepat penambahan profesor di kampus setempat.
Prosesi pengukuhan, akan dilakukan pada Rabu (17/1/2024) ini. Dengan masing-masing satu profesor dari empat fakultas. Yaitu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Hukum dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Mereka adalah Prof. Dra. Hermin Sulistyarti, Ph.D (FMIPA); Prof. Dr. Ir. Susinggih Wijana, S.U. (FTP); Prof. Anang Sujoko, S.Sos., M.Si., D.COMM (FISIP) dan Prof. Tunggul Anshari Negara SH. M. Hum dari Fakultas Hukum.
Prof. Hermin Sulistyarti, dalam pemaparannya menjelaskan soal penelitiannya. Yakni: “Teknik µPAD-SMARTPHONE Sebagai Metode Deteksi Kimia yang Cepat, Mudah dan Akurat”.
Menurutnya, salah satu instrumen yang dapat digunakan dalam analisis bahan kimia yang mudah dijangkau, adalah melalui penggunaan smartphone.
“Smartphone bukan lagi barang mewah dan kini dimiliki oleh semua kalangan. Sistem operasi, prosesor, memori internal dan lensa kamera berkualitas tinggi pada smartphone, bisa dimanfaatkan sebagai alat pendeteksi. Karena lebih mudah diakses dan lebih murah dibandingkan perangkat analitik portable lain,” jelasnya.
Sistem operasi, prosesor, memori internal dan lensa kamera berkualitas tinggi pada smartphone, bisa dimanfaatkan sebagai alat pendeteksi. Bahkan lebih mudah diakses dan lebih murah dibandingkan perangkat analitik portable lain.
Sehingga penggabungan teknik tersebut, bisa membuka peluang untuk pengembangan perangkat rapid test atau rapid diagnostic untuk penerapan di lapangan.
“Semoga teknik µPAD-smartphone, ke depan diharapkan dapat berfungsi sebagai smart analyzer. Untuk menggantikan instrumentasi analisis yang rumit dan mahal untuk diagnostik,” sambungnya.
Sementara itu, Prof. Susinggih Wijana, memaparkan penelitiannya soal: “Teknologi Reprocessing untuk Memperkuat Hilirisasi Produk Olahan Gula Aren”.
Menurutnya, saat ini produktivitas dan total produksi gula aren di Indonesia mengalami penurunan akibat berbagai faktor.
“Permasalahan penurunan produktivitas gula tebu, sebenarnya dapat diatasi dengan pengembangan gula dari tanaman palma.”
“Langkah solutif yang strategis ini, dapat dilakukan untuk menjawab tantangan kebutuhan gula di Indonesia, yang setiap tahun semakin meningkat,” ungkap Singgih.
Dijelaskannya, salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas dan nilai ekonomi gula aren, adalah dengan melakukan proses ulang (reprocessing). Terhadap gula aren yang diproduksi oleh perajin di pedesaan, menjadi aneka produk gula kristal (semut), gula sirup, pasta gula aren, alkohol dan asam cuka.
“Untuk meningkatkan kualitas dan nilai ekonomi produk gula cetak, dapat dilakukan dengan teknologi reprocessing, mengolah ulang produk gula aren cetak, menjadi aneka produk hilir (gula semut, sirup, pasta, alkohol dan asam cuka).”
“Dengan harapan, teknologi reprocessing itu bisa meningkatkan produksi gula aren nasional,” tandasnya.
Sementara Prof. Tunggul Anshari Setia Negara, SH., MHum., meneliti soal: “Model Prosedural yang Demokratis Sebagai Alat Ukur Pada Pengujian Formal di Mahkamah Konstitusi”. (M. Abd Rahman Rozzi)