Malang Post – Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, didampingi Kepala Diskopindag, Eko Sri Yuliadi dan beberapa OPD lainnya, meninjau dua Pasar Comboran Baru (PCB).
Sisi timur adalah penjualan sparepart (onderdil) kendaraan. Dibangun pada 2017 lalu. Sisi baratnya, penjualan bumbu dapur atau rempah-rempah serta pakaian bekas. Dibangun sekitar tahun 2000-an. Kesemuanya bakal dipercantik dengan penambahan fasilitas yang baik dan memadai.
“Kami meninjau dan sudah keliling di dua pasar tersebut. Kami juga sempat ngobrol dengan pedagang di sana. Mereka maunya ada penambahan fasilitas, agar pengunjung kian nyaman dan bisa meningkat,” terang Pj Wahyu Hidayat, , Minggu (14/01/2024).
Pria alumnus SDN Bareng 3 Malang ini mencontohkan, pedagang pasar onderdil tidak ingin sekadar berjualan begitu saja. Mereka juga ingin sekaligus memberikan pelayanan pemasangan sparepart.
“Oleh karenanya, mereka membutuhkan akses jalan keluar masuk, serta tempat yang memadai buat pelayanan pemasangan sparepart kendaraan. Sejauh ini yang bisa mereka lakukan hanya sekadar berjualan,” ujarnya Wahyu.
Sedangkan untuk penjual rempah-rempah dan pakaian bekas, sebutnya, berharap ada penambahan fasilitas yang memadai. Karena setelah sekian lama dibangun, pengunjungnya masih sangat minim.
Disinggung realisasikan penambahan fasilitas yang diharapkan pedagang, Pj Wahyu menegaskan, pihaknya saat ini tengah mencari bahan yang pas dan tepat, untuk kepentingan kedua pasar tersebut.
“Harapannya di dua PCB itu, baik dari segi nilai transaksi, pengunjung maupun pendapatan pedagangnya, semakin memadai. Terlebih lagi PCB ini sudah menjadi jujukan masyarakat Kota Malang dan sekitarnya,” tegas Wahyu.
Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi menambahkan, PCB di sisi penjualan rempah-rempah dan pakaian bekas, memang sudah direncanakan ada penambahan fasilitas.
“Sejauh ini sudah kita lakukan pengecatan ulang, sekaligus membenahi atap yang bocor saat musim hujan. Termasuk memberikan fasilitas akses keluar masuk bagi pengunjung, yang hendak ke lantai dua dan tiga, atau sebaliknya,” jelas Eko.
Pun dengan penambahan fasilitas akses keluar masuk, yang dibutuhkan pedagang di PCB penjualan onderdil, bakal ditambahkan. Agar ada tempat pemasangan sparepart kendaraan milik pengunjung.
“Di lantai dua masih kosong, akan diisi pedagang baru untuk mengisi lapak atau kios onderdil. Bahkan kita akan persiapkan pembangunannya, untuk bisa menampung 200 pedagang sparepart. Pedagang di luaran PCB, juga bisa kita ajak gabung di sini,” bebernya.
Mantan Sekretaris Dishub ini pun menyinggung upayanya meningkatkan jumlah pengunjung di PCB tersebut. Misalkan, membuat cafe coffee bagi pecinta kopi, bisa diajak gabung di PCB sisi barat tersebut.
“Kita tempatkan di lantai satu sekiranya masih kosong. Kondisi lantai dua dan tiga juga kosong. Nanti kita tambahkan fasilitas di sana. Untuk membangun pasar ikonik atau pasar tematik khas kuliner varian kopi,” cetus Eko Sya.
Pria mantan pejabat Dinas Pasar ini menuturkan, masyarakat yang berkunjung di PCB penjualan rempah-rempah dan baju bekas, diperkirakan hanya sekitar 200 orang. Nilai transaksinya hanya mencapai sekitar Rp500 juta/bulan.
“Nilai itu adalah dulu saat sebelum atau pas wabah Covid-19 melanda. Untuk update saat ini masih belum masuk. Jadi jumlah pengunjung dan nilai transaksinya berapa, kita belum mengetahuinya,” pungkasnya. (Iwan Irawan – Ra Indrata)