Malang Post – Pemilik café harus bisa memberikan deferensiasi produk. Agar mampu bersaing di tengah maraknya café-café baru.
Manager Operasional Waroeng Joko Sambang Cafe & Resto, Ivan Rizqinda Muhammad Kurniawan, menyatakan hal itu saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan Radio City Guide 911 FM, Sabtu (13/1/2024) kemarin.
Katanya, potensi bisnis cafe di Malang Raya, memang masih cukup besar. Baik itu di Kota Batu dan Kota Malang.
“Hanya saja, target market berbeda untuk di Kota Batu dan Kota Malang. Utamanya dari sisi pengunjung café tersebut,” sebutnya.
Karena target market untuk bisnis cafe dan restoran di Kota Batu, jelasnya, lebih ke wisatawan yang berasal dari luar Malang.
Maka pemilik cafe harus bisa memberikan inovasi yang unik dan deferensiasi produk di pasaran.
Selain itu, menurut Ivan, inovasi di media sosial juga penting dilakukan. Salah satunya memberikan konsep pada media sosial untuk menarik minat pengunjung.
Sekalipun demikian, tambah dosen FEB UMM, Venus Kusumawardana, berdasarkan data BPS, secara nasional jumlah cafe di tahun 2020 mencapai sekitar 1.500 dan turun menjadi 1.400 di tahun 2022.
Hal ini terjadi sebagai imbas pandemi Covid-19 yang berdampak pada bisnis. Walaupun begitu, ada optimisme bisnis cafe di tahun 2024 bisa kembali naik.
Venus juga menyampaikan, dengan banyaknya kampus dan mahasiswa di Kota Malang, menjadikan bisnis cafe masih banyak dilirik para pengusaha.
Tapi tentu harus mempertimbangkan perekonomian daerah dan nasional.
Sementara itu, Co Founder Dako Brand & Communication Albertin Danis Kirana mengatakan, salah satu strategi yang bisa digunakan pengusaha bisnis café, dengan melakukan evaluasi berkala. Agar bisa terus bersaing di tengah maraknya bisnis cafe di Malang. (Anisa Afisunani – Ra Indrata)