Malang Post – Persoalan sampah di Kota Batu masih dalam tahap yang baik-baik saja. Stigma Kota Batu bahwa sedang mengalami darurat sampah merupakan hal yang tidak benar. Hal itu ditegaskan oleh Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, Kamis, (28/12/2023) di TPA Tlekung, Kota Batu.
“Kami ingin 2024 penanganan sampah di Kota Batu lebih baik lagi. Saya juga ingin meluruskan, tidak ada darurat sampah di Kota Batu. Setiap saya keliling di desa/kelurahan, memang tidak ada masalah yang cukup berat. Semuanya bisa diatasi oleh kepala desa dan lurah” tegas Pj Aries.
Dia juga menyampaikan, tidak ada daerah secepat Kota Batu, dalam hal pembentukan TPS3R. Bahkan sejumlah desa yang ada di Kota Batu sudah berhasil mengelola sampah secara mandiri. Saat ini, 80 persen pengelolaan sampah di TPS3R desa/kelurahan di Kota Batu juga sudah mulai berjalan.
“Contohnya di Dusun Durek, Desa Giripurno, di sana mereka sudah melakukan pengelolaan sampah secara mandiri. Dipilah sendiri dan dibawa ke TPS3R sendiri. Sehingga dalam setengah hari, pengelolaan sampah di tempat tersebut sudah selesai,” paparnya.
Kemudian di TPS3R Punten dan Sumbergondo, di tempat tersebut telah menjadi objek untuk studi banding dari daerah-daerah lain. Sehingga dapat menambah PADdes dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Karena itu, kami ingin di tahun 2024 ada ketegasan. Kalau ada sampah yang dibuang bukan diwilayahnya atau sengaja dibuang sembarangan. Maka tindakan yang akan dilakukan bukan lagi tipiring, tapi tindak pidana. Karena dalam Undang-undang sudah jelas, konsekuensi tentang buang sampah sembarangan,” imbuh Aries.
Lebih lanjut, dia juga menegaskan, apabila masyarakat bilang pemerintah tidak bertanggungjawab soal masalah sampah. Hal tersebut merupakan suatu hal yang tidak benar. Sebab pemerintah sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mengatasi hal tersebut.
“Pemerintah sudah mengelola sampah, saya sendiri sebagai Walikota turun langsung, melihat langsung bahkan ikut mengambil langsung. Sampah-sampah yang dibuang oleh sebagian masyarakat yang tidak bertanggungjawab di tempat yang tidak semestinya. Kalau dibilang tidak tanggungjawab, yang mana kami tidak tanggungjawab,” tuturnya.
Dalam penyelesaian permasalahan sampah ini, menurutnya titik poin berada di kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah. Sebab sampah bukan hanya urusan pemerintah saja. Tapi urusan semua warga masyarakat Kota Batu. Sebab itu, perlu merubah mindset masyarakat Kota Batu soal sampah.
Dia membeberkan, di Kabupaten Banyumas yang telah berhasil mengatasi permasalahan sampah. Pola kepemimpinannya lebih otoriter dibandingkan dengan Kota Batu.
“Masyarakat Kota Batu sudah lama kita manjakan. Begitu merubah pola, tidak mudah diterima oleh mereka. Karena itu, mengubah mindset tidak bisa hanya empat bulan, tapi satu tahun lebih. Contohnya, begitu program pilah sampah dijalankan, satu bulan pertama semuanya jalan. Tapi di bulan berikutnya, kembali lagi seperti semula,” tuturnya. (Ananto Wibowo)