Malang Post – Di musim liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru), harga sejumlah kebutuhan pokok di Kota Malang, mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Diantaranya cabai rawit, cabai merah, telur, gula, bawang merah hingga bawang putih.
Kata Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM., beberapa komoditas lainnya juga mengalami kenaikan harga. Tapi naiknya sedikit, antara Rp10 ribu hingga Rp20 ribu.
Meski ditemukan sejumlah harga kebutuhan pokok naik, Pj Wahyu menjamin stoknya masih aman. Pihaknya pun meminta masyarakat agar tidak panic buying. Sehingga alur pendistribusian dan stok bahan pokok di pasaran Kota Malang, bisa tetap aman.
Setelah melakukan koordinasi dengan Bulog, Wahyu mengungkapkan bahwa stok beras mencukupi untuk memenuhi kebutuhan Nataru. Saat ini, di gudang Bulog memiliki ketersediaan beras sebanyak 1.367 ton.
“Adapun pasokan bahan bakar di Kota Malang, juga terjamin untuk menyambut Nataru. Terminal Pertamina Fuel di Malang, berencana mengisi penuh kapasitas total 7.800 Kilo Liter pada storage, untuk memenuhi kebutuhan selama periode tersebut.”
“Diperkirakan, kebutuhan BBM menjelang Nataru akan meningkat sekitar enam persen dari kondisi normal, yang biasanya berada pada angka 2.200 Kilo Liter,” beber Wahyu.
Di satu sisi, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang, Nugroho Suryo Bintoro, S.E.,M.Ec.Dev.,Ph.D menyarankan, Pemerintah Daerah (Pemda) harus memiliki program jangka panjang, untuk menghadapi inflasi musiman seperti libur Nataru.
“Inflasi yang bersifat musiman tersebut relatif sulit. Meski bukan berarti tidak bisa dikendalikan,” ujarnya, Rabu (27/12/2023).
Sikap Pemda dalam menghadapi inflasi musiman ini, katanya, menjaga rantai pasok atau distribusi dengan memperhatikan supply dan demand.
Inflasi dari sisi supply, ujar Nugroho, bisa dikendalikan jika rantai pasokan kebutuhan pokok seperti cabai rawit, cabai merah, bawang merah, beras dan gula pasir, dapat diantisipasi melalui kerja sama antar daerah.
“Inflasi ini bisa diantisipasi melalui kerja sama dengan berbagai pihak. Karena peningkatan terhadap permintaan, sudah dapat dipastikan lonjakannya,” jelasnya.
Nugroho menambahkan, adanya kerja sama antar daerah yang bersifat jangka panjang ini, diharapkan dapat menjadi salah satu solusi, untuk bisa menghadapi inflasi musiman.
“Seluruh daerah di Indonesia, akan menghadapi kendala serupa. Sehingga campur tangan pemerintah dalam kondisi seperti ini, akan sangat krusial,” tandasnya. (M. Abd. Rahman Rozzi)