Malang Post – Libur panjang di momen Natal dan Tahun Baru (Nataru), bakal terjadi kepadatan di beberapa titik. Karenanya perlu update jam berapa saja dan titik mana saja yang sering padat, dengan mengikuti sosial media.
Sigma Safety Drive and Ride Coach, Adi priyo, ketika menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk menegaskan hal tersebut, agar masyarakat bisa menjadwalkan perjalanan di jam yang tidak macet.
“Sebenarnya kemacetan yang terjadi itu beragam faktornya. Salah satunya karena akses jalan yang tidak mumpuni, dengan kondisi mobilitas masyarakat yang semakin cepat,” katanya di acara yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Selasa (26/12/2023).
Adi menambahkan, sebelum melakukan perjalanan, pengendara juga harus paham dengan kondisi kendaraan. Mengingat di Kota Batu maupun Kabupaten Malang, ruas jalannya naik turun, sehingga perlu kendaraan prima.
Kanit Turjawali Polres Malang, Ipda Andi Agung menambahkan, peningkatan volume kendaraan memang terjadi di Malang. Apalagi di H-1 Natal sebagai hari tertinggi mobilitas masyarakat.
“Minggu (24/12/2023) kemarin, jumlah kendaran yang masuk ke Malang dari tol, sekitar 19 ribu. Bahkan pada Sabtu (23/12/2024) sempat di angka 21 ribu lebih kendaraan yang masuk,” sebutnya.
Melihat adanya peningkatan volume kendaraan, tambahnya, jajaran personel polisi dan lainnya sudah siap dengan menjalankan Operasi Lilin Semeru 2023, sejak 22 Desember 2023 lalu.
Terkait kepadatan lalulintas, juga terjadi di Kota Batu. Kata Kabid Lalin Dishub Kota Batu, Muchammad Noord, hal itu disebabkan banyaknya spot wisata, yang jadi primadona para pengunjung.
Mamad –panggilan akrabnya- juga menyampaikan, sejauh ini wisatawan yang datang ke Kota Batu banyak dari luar Malang. Seperti dari Surabaya dan Mojokerto.
“Tapi lebih banyak mereka yang mau menginap atau bermalam di Kota Malang. Jadi ke Kota Batu hanya berwisatanya,” sebutnya.
Mamad menambahkan, lebih banyak orang manfaatkan lewat jalur Pujon untuk keluar masuk Kota Batu. Termasuk adanya wisata baru yang menarik yaitu Santera, yang masih jadi pilihan masyarakat.
Sementara itu, Dekan Fakultas Psikologi UNMER Malang, Nawang Warsi Wulandari menyampaikan, ketika memilih berlibur di luar rumah, harus bersiap dengan segala konsekuensi yang bisa saja terjadi di luar rencana. Antisipasi bisa dilakukan, dengan menangkap potensi buruk yang terjadi.
“Salah satu contohnya, yang ada di mindset masyarakat ketika mau memilih berlibur keluar rumah di masa libur panjang, maka sudah dipastikan beberapa jalan akses ke tempat wisata bakal padat, maka harus bersiap secara psikis soal itu,” tandasnya.
Nawang menambahkan, antisipasi lainnya yang perlu dilakukan, ketika masuk di jam makan siang dipastikan banyak tempat makan yang full. Maka dari itu langkah antisipasi dengan membawa bekal atau membuat planning lainnya. (Wulan Indriyani – Ra Indrata)