Malang Post – Produktifitas hasil pertanian tembakau di Kabupaten Malang tercatat cenderung naik. Dukungan fasilitasi terus diberikan pemerintah terhadap para peran tembakau.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Malang, melalui Kabid Perkebunan, Kholida Masruroh menyebutkan, rata-rata produktivitas panen tembakau di Kabupaten Malang mencapai 1,2 ton rajangan kering per hektarnya.
“Rata-rata hasil pertanian tembakau produksi mencapai 1,2 juta ton/hektar rajangan kering. Produksi tembakau ini dari luasan 687 hektar lahan tanam di Kabupaten Malang di tahun 2023 ini,” terang Kholidah Masruroh, di sela kunjungannya di lokasi perkebunan, di Dampit, Selasa (19/12/2023) sore.
Diungkapkan, perkebunan tembakau awalnya kurang dibudidayakan dan tidak banyak petani yang menanam komoditi ini, walaupun lahan tanam di wilayah Kabupaten Malang didapati juga cocok untuk komoditi tembakau.
Saat itu, dukungan awal pemerintah melalui DBHCT (Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau) yang diterima pada 2006 senilai Rp 3 miliar, Dinas TPHP Kabupaten Malang mencoba mengembangkan perkebunan tembakau di 6 (enam) wilayah Kecamatan. Diantaranya, Donomulyo, Sumberpucung, Wonosari, Jabung dan Tajinan.
Dari bantuan DBHCT ini, programnya berupa bantuan bibit tembakau, pupuk, alat tanam (cultivator), dan sarana prasarana pengeringan atau perajangan, juga sarana irigasi dan jalan produksi. Termasuk, untuk memastikan hasil produksi tembakau bisa dipasarkan kepada calon pembeli.
“Setelah itu, dukungan terus berlanjut tiap tahun, dan berkembang perkebunan tembakau di 14 wilayah kecamatan pada 2009. Dan, terakhir sudah ditanam di lahan petani di 20 wilayah kecamatan,” imbuh Kholidah.
Masa tanam komoditi tembakau sendiri, menurutnya berlangsung mulai bulan April sampai masuk masa panen di bulan September. Dikatakan, komoditas tembakau ini menjadi alternatif pertanian lain petani padi, yang memanfaatkan lahannya untuk tembakau setelah berkahir masa panen padi.
Saat ini, wilayah Donomulyo dan Sumberpucung menjadi sentra penghasil komoditi tembakau terbesar di Kabupaten Malang. Terlebih, perkebunan tembakau seluas 300 hektar di wilayah Donomulyo ini juga didukung mitra petani yang masih anak perusahaan pabrik rokok Sampoerna.
Perkembangan perkebunan tembakau juga diminati petani wilayah Dampit dan sekitarnya, yang juga sebelumnya merupakan sentra perkebunan kopi. Di Dampit misalnya, menurutnya sudah ada lahan tanam hingga 15 hektar, meski baru pertama kali digarap petani setahun terakhir.
“Agar perkebunan tembakau bagus produktivitasnya, kami juga rutin mendampingi petani melalui program sekolah lapang. Juga, selalu mempertemukan kelompok petani dengan calon mitra (pembeli). Sampai saat ini, sudah ada 4 mitra untuk petani mulai tanam sampai pemasarannya,” ungkap perempuan ramah ini.
Meski bantuan program DBHCT untuk petani tembakau ada tiap tahun, menurutnya kedala pupuk yang masih kerap dialami petani. Terlebih, tembakau termasuk komoditi yang tidak bisa mendapatkan pupuk subsidi.
Kholidah meyakini, perkebunan tembakau punya prospek bagus, dan tidak rentan resiko gagal. Ini karena tanaman ini tidak terlalu membutuhkan air, dan bisa dibudidayakan selama musim kemarau.
“Tahun ini, bahan baku tembakau menjadi primadona, punya harga jual tinggi. Karena itu, tahun mendatang, kami upayakan semua kecamatan bisa bisa menghasilkan komoditi tembakau ini,” pungkasnya. (Choirul Amin)