Malang Post – Universitas Islam Malang (Unisma), meraih medali emas dalam Anugerah Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat. Untuk kategori penelitian, sub kategori institusi klaster utama. Skor penelitian tertinggi itu pada periode 2020-2022.
Anugerah diberikan Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek, dalam Malam Anugerah Diktiristek, Rabu (13/12/2023) lalu, di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, Jakarta.
Anugerah tersebut mencakup Anugerah Kerjasama, Humas, Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Sumber Daya, Kelembagaan, Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat, serta Jurnalis dan Media.
Rektor Unisma, Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si., merasa bersyukur dalam tiga tahun terakhir ini, Unisma telah mengalami kamuflase yang baik. Lonjakan prestasi telah diraih untuk kemajuan bersama. Sekaligus menunjukan, Unisma siap untuk memperkuat posisinya menuju kampus bertaraf internasional.
“Alhamdulillah, hibah dari Dikti dari tahun ke tahun, juga terus bertambah. Tentu ini sebuah kemajuan. Memang tolak ukur atau ikon perguruan tinggi adalah riset, penelitian dan pengabdian masyarakat,” sebutnya, Jumat (15/12/2023).
Ditambahkannya, Unisma juga mendapat pendanaan eksternal, non DRTPM sebanyak 177 proposal. Kemudian, penelitian Internasional, setiap tahun selama tiga tahun, selalu ada empat penelitian.
“Terkait dana, yang didanai Dikti tiga tahun terakhir, sekitar Rp12 miliar lebih,” jelasnya.
Unisma sendiri juga memiliki Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), yang di support oleh kebijakan intern Unisma. Bernama HIMA (Hibah Institusi Unisma). Yang menjadi salah satu langkah strategis di internal Unisma.
Selain juga ada pendanaan dari luar Unisma. Baik hibah dikti, pemerintah daerah, internasional, maupun dana mandiri peneliti.
Dengan pencapaian ini, sebut Rektor, Unisma sangat memperhatikan terhadap indikator kinerja utama (IKU). Termasuk Unisma menuju World University Ranking (WUR) dan World Class University (WCU).
Salah satu IKU, ketika perguruan tinggi ingin punya reputasi internasional, dapat dilakukan dengan penelitian dan pengabdian masyarakat.
“Sebagai lembaga akademik, riset menjadi kunci. Riset menjadi pintu di dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sekaligus jadi basis di dalam pengabdian kepada masyarakat,” tuturnya.
Tidak hanya itu, Guru Besar asal Tuban ini juga beberapa kali menyinggung, pihaknya tidak akan lupa terhadap dosen yang berprestasi.
“Tentu kita akan mengapresiasi para dosen di lingkungan Unisma, yang telah mengambil peran strategis untuk meningkatkan mutu pendidikan. Capaian ini menciptakan daya saing tinggi dan berkontribusi untuk bangsa dan negara. Termasuk menciptakan citra baik di dunia internasional,” tegasnya.
Ke depan, dengan memiliki 435 dosen, akan didorong agar bisa 100 persen aktif ikut penelitian. Karena saat ini baru 35-45 persen yang aktif melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. (M. Abd. Rahman Rozzi)