Malang Post – Mantan mahasiswa UB 2019, perempuan yang mengakhiri hidupnya dengan melompati gedung Filkom UB, Kamis (14/12) siang. Korban berinisial LDT (24) warga Kepuharjo, Kecamatan Karangploso diketahui mengalami depresi kronis.
Sekitar pukul 16.00 WIB, Listyani dan Amar, warga Kepuharjo mendatangi halaman Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal RS Saiful Anwar. Listyani adalah bibi korban LDT. Ia sendiri menegaskan jika keponakannya bukanlah mahasiswa UB.
“Tadi mamanya ditemui polisi. Lalu saya tahu, langsung ke sini. Rumah saya dekat sama rumah keponakan. Ponakan saya itu kerja, tidak kuliah di UB, dulu memang pernah, ” cerita bibi korban. Sebelumnya, ibu berkerudung ini tidak kuasa menahan tangis.
Bibi yang ramah ini memang kenal dan begitu menyayangi LDT, keponakannya, bagai anaknya sendiri. Ia sering berbincang dengan LDT. Setahunya, LDS terbilang anak yang cerdas. Pernah sekolah di SMA 01 Tugu dan berkuliah di UB.
LDS, pada tahun 2018 memang tercatat sebagai mahasiswa jurusan Matematika di Universitas Brawijaya Malang. Pada 2019, LDT mengundurkan diri dari perkuliahan. Ia menempuh kuliah hanya 1,5 tahunan. Selebihnya, ia bekerja. Berusaha membantu sang ibu.
Prihatin, mengetahui alasan berhenti kuliahnya. LDT mengalami penyakit depresi kronis. Hal ini pun diketahui sang bibi dan keluarga lain. LDT, anak pendiam. Ia dikenal sebagai anak yang kurang pergaulan sehingga tidak banyak teman. Namun begitu, ia pandai berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
Bibi korban, masih teringat kenangan bersama Lidya. Termasuk, sejumlah percobaan bunuh diri yang gagal. Prihatin. Upaya ini terjadi 3X dalam setahun. Pertama kali, korban pernah menyayat pergelangan tangannya sendiri. Ia selamat.
Kali kedua, korban minum cairan pembersih baiclin. Ia juga selamat. Bahkan, korban mengaku pada sang kakak, sempat meminum cairan itu. “Dia cerita ke kakaknya, minum baiclin. Dulu pernah sayat pergelangan tangan. Ya setahun ini, ” cerita Listyani, bibinya.
Suatu waktu, LDT pernah juga terlihat berpandangan kosong sehingga seorang warga berusaha memulihkannya. Siapa sangka, LDT malah berlari kencang menuju sungai. Saat itu, upaya LDT berhasil digagalkan sang bibi. Padahal, sungai dekat rumah sangatlah dalam.
LDT, jelang hidupnya menunjukkan gelagat lain yang membuat heran sang bibi. Tidak biasanya terkesan sangat ingin dimanja. Bahkan, sebulan lalu, LDT berusaha memberikan mukena alat Salat kepada sang mama.
“Kemarin kemarin itu kok tumben manja banget. Minta dipangku kepalanya. Dielus rambutnya.
Sebulan lalu, memberikan mukena ke mamanya, ” cerita sang bibi. Sayang pada LDT, sang bibi sempat memberikan uang kemarin lusa.
Aksi LDT, menggemparkan lingkungan UB. Tepatnya di gedung Filkom UB. Ia ditemukan tergeletak di lantai 4, ruang perkuliahan. Ia diduga melompat dari lantai 12 atau ruang multimedia. Pihak kepolisian telah melaksanakan olah TKP.
Hasil dari temuan Inafis Satuan Reskrim Polresta Malang Kota, ditemukan sejumlah barang bukti. Dari sekitar korban diantaranya, tas, dompet berisi uang Rp 24 ribu dan sebuah ponsel. Sedang di lantai 12, ditemukan sandal dan kacamata.
Aksi diduga dilakukan korban sekitar pukul 10.30 WIB. Sebab, dari sekian keterangan saksi, ada yang menyebut jika terdengar suara keras pada jam itu. Salah seorang mahasiswa sempat menemukannya dan melaporkan ke pihak sekuriti kampus. (Santoso FN)