Malang Post – Banjir yang melanda Kota Batu, terjadi sebagai imbas dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), saat musim kemarau.
Seperti banjir yang terjadi pada awal Desember lalu, dikarenakan adanya Karhutla yang terjadi di lereng Gunung Arjuno. Menimpa sekitar 917 hektar.
Penegasan itu disampaikan Kalaksa BPBD Kota Batu, Agung Sedayu, ketika menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Kamis (14/12/2023).
Untuk itu, kata Agung, BPBD lakukan antisipasi adanya erosi akibat kebakaran. Dengan melakukan susur sungai pada pertengahan sampai akhir November lalu.
Agung juga menghimbau masyarakat, untuk meningkatkan kewaspadaan dan hati-hati dalam beraktifitas di luar rumah. Terutama saat hujan intensitas tinggi dan jarak pandang kurang dari 50 meter. Apalagi wilayah sungai dan lembah.
Masalah banjir di Kota Batu, tambah Direktur Eksekutif Daerah WALHI Jawa Timur, Wahyu Eka Setyawan, sebenarnya bisa diselesaikan dengan kolaborasi multi pihak. Mulai dari dinas terkait sampai masyarakat.
“Harus ada roadmap jangka panjang. Karena banjir Kota Batu tidak bisa selesai dalam 1 atau 2 tahun dan pemulihan kawasan, minimal butuh waktu 5 tahun. Ini yang menjadi tantangan Pemkot Batu,” ujarnya.
Wahyu juga menekankan review tata ruang di Kota Batu, dibutuhkan untuk mengecek mana yang menjadi prioritas perlindungan kawasan, mana daerah rawan. Harapannya itu bisa diubah kalau ada indikasi alih fungsi lahan dan lain-lain.
“Sehingga review ini menjadi upaya bersama, dengan melibatkan masyarakat untuk dirikan edukasi soal kebijakannya. Karena mereka yang tinggal di sana juga,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Jaringan Irigasi DPUPR KOTA BATU, Wendy Prianta, SE., MM., menjelaskan, banjir pada Desember ini, penyebab utamanya imbas menumpuknya sampah. Berupa material kayu dari Karhutla, yang terbawa hujan deras di awal Desember. Sehingga membawa material ke Kali Paron, mengakibatkan saluran tersumbat sampai banjir.
Sejauh ini PUPR Kota Batu juga sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak. Untuk membantu saat terjadi bencana hidrometeorologi. Seperti BPBD, Satpol PP juga Damkar. Sedangkan berdialog dengan Walhi masih sangat jarang.
Disinggung soal roadmap di tahun 2024, Wendy mengaku PUPR Kota Batu sedang menyusun master plan sistem drainase kota, sungai maupun irigasi. Sedangkan untuk review tata ruang pihaknya masih belum bisa memberikan kepastian. (Nurul Fitriani – Ra Indrata)