Malang Post – Guru Kejuruan Tata Busana, SMKN 7 Malang, Heny Purnamawati, S.Pd., dua kali mendapatkan prestasi di tingkat Jawa Timur. Pada ajang lomba Guru Tenaga Kependidikan Creatif Camp (GCC) 2022 – 2023, di Surabaya.
“GCC Jawa Timur di 2022 kemarin, awalnya kami ikut-ikutan untuk mendaftarkan diri. Tema yang kuangkat waktu itu batik topeng Malangan. Persembahan batik kami itu, memiliki keunikan tersendiri karena berlatarbelakang warna batik putih,” jelas Heny, saat ditemui Malang Post, di SMKN 7 Malang, Senin (11/12/2023).
Tetapi tidak diduga, lanjut Heny, pada lomba GCC 2022 itu, yang dipersembahkannya menjadi daya tarik tersendiri buat tim juri. Setelah melewati proses penilaian ketat, dengan segala kemampuan mempersembahkan karya terbaik, karyanya bisa menjadi juara 3 di tingkat Jawa Timur.
“Keberhasilan tersebut, membuat kami berkeinginan mengasah dan meningkatkan kemampuan lebih jauh lagi. Dengan keahlian menciptakan desain busana dari bahan batik, yang lebih bagus dan berkualitas lagi. Kami merasa terinspirasi dan termotivasi,” terang Heny.
Sebelum mengikuti lomba GCC 2023, pihaknya betul-betul mempersiapkan diri secara matang. Termasuk mengikuti workshop khusus tentang batik sogan, tepatnya pada Agustus 2023. Bertemakan inti gaun ready to wear deluxe, berbahan dasar batik sogan, yang diambil dari batik asal Tuban.
“Pada lomba Fashion Desain GCC Bacth 4, pada 2023 di Surabaya itu, kami mengambil judul Lok Chan Luh, berbahan batik sogan. Berciri khas warna coklatnya. Bermotifkan seekor burung Lok Chan serta kembang Waluh. Bermakna apa yang dicita-citakan seperti burung yang terbang tinggi,” ucapnya.
SUPPORT: Kepala SMKN 7 Malang, Suprijana, S.Pd. (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
Sementara, makna dari kembang Waluh, memiliki nilai seni keindahan. Jadi motif di batik sogan asal Tuban, bermotifkan dan berkombinasi gambar burung Lok Chan dan kembang Waluh. Bermaksud apa yang dicita-citakannya, setinggi apapun impiannya itu, senantiasa diwarnai dengan cara penuh keindahan.
“Batik sogan sendiri kami dapatkan dari pengrajin batik khusus sogan asal Tuban. Kami kombinasikan secara apik. Baik dari segi warna, pola dan perpaduan dengan gaunnya. Serta penataan maupun tingkat ketelitian dan kerapiannya, memiliki nilai tersendiri,” beber Heny.
Pada ajang lomba GCC ini, menurut Heny, bukan semata-mata mengejar prestasi. Akan tetapi, butuh berkreasi, berinovasi, serta mengasah kemampuan lebih banyak lagi. Apa yang dikaryakan penuh kreatifitas dan inovatif.
“Kami pastikan dan yakini, suatu saat akan membuahkan hasil dan prestasi. Kami bermimpi pada langkah selanjutnya, harus jadi juara 1 batik di tingkat Jawa Timur. Selanjutnya, kami bercita-cita menjadi seorang desainer batik nasional. Sampai bisa menjadi rujukan para desainer atau pencinta batik di tanah air,” ujarnya.
Ditempat sama, Kepala SMKN 7 Malang, Suprijana, S.Pd mengapresiasi sekaligus berterima kasih atas prestasi yang diraih salah satu gurunya. Karena prestasi tersebut, menjadi modal bagi SMKN 7 Malang, bisa lebih eksistensi lagi. Terlebih, dapat mengukir prestasi lebih banyak lagi pada ajang yang lainnya.
“Tidak hanya guru, siswa-siswi SMKN 7 Malang juga berhasil menorehkan prestasi. Seperti menjadi juara 1 di Jawa Timur, di ajang olahraga Gulat dan Late Art (hiasi minuman kopi).”
“Untuk level guru yang lain, ada yang menjadi juara 1 tulisan karya ilmiah tingkat Jawa Timur,” sebut Suprijana.
Pihaknya, juga selalu memberikan dukungan terhadap potensi maupun kemampuan bakat, yang dimiliki guru dan siswa di SMKN 7 Malang. Sekalipun masih pada tataran memberi fasilitas, doa, spirit dan dukungan moral.
“Mengingat anggaran untuk perkembangan dan kemajuan SMKN 7 Malang yang cukup besar, masih menjadi skala prioritas. Jadi kami belum sempat memberikan reward. Namun demikian, kami tetap mencoba mengupayakan yang terbaik,” pungkasnya. (Iwan Irawan – Ra Indrata)