Malang Post – Universitas Brawijaya (UB) mengukuhkan empat profesor lintas ilmu dalam bidang ilmu nutrisi dan pakan ikan, hidrologi dan konservasi sumber daya air, korosi dan pelapisan, serta transfer biopanas, pada Kamis (7/12/2023) di Gedung Samantha Krida.
Mereka adalah Prof. Dr. Ir. Anik Martinah Hariati, M.Sc., sebagai guru besar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK-UB); Prof. Dr.Eng. Donny Harisuseno, S.T., M.T., sebagai guru besar di Fakultas Tehnik (FT-UB); Prof. Dr. Femiana Gapsari Madhi Fitri, S.T., M.T., sebagai guru besar di Fakultas Teknik (FT-UB) dan Prof. Dr. Slamet Wahyudi, S.T., M.T., sebagai guru besar di Fakultas Tehnik (FT-UB).
Sebelumnya dalam jumpa pers, Rabu (6/12/2023) keempat profesor tersebut diperkenalkan oleh Kehumasan UB. Untuk meyampaikan sedikit materi yang rencananya akan di bawakan dalam orasinya Kamis (7/12/2023) di Gedung Samantha Krida.
Prof. Anik Martinah, rencananya akan membawakan orasi dengan judul penelitiannya, yaitu: “Teknologi Sinbiotik Berbasis Spora dalam Mengatasi Limbah Pakan pada Sistem Budidaya Ikan Intensif”, yang meneliti tentang teknologi sinbiotik berbasis spora.
Prof. Femiana Gapsari, dengan penelitiannya yang berjudul: “Teknologi Nano Komposit dari Limbah Organik (Tko) Sebagai Inhibitor Korosi Logam”. Yang meneliti tentang TKO sebagai inhibitor dan pelapis korosi logam. Sebagai solusi untuk menghadapi tantangan berbagai industri.
Di satu sisi, Prof. Donny Harisuseno, rencananya akan membawakan orasi yang berjudul “SYstem Hybrid-G2I (green-gray infrastructure). Yaitu sebuah pengelolaan limpasan air hujan berbasis konservasi.
Prof. Donny meneliti tentang konsep pengelolaan limpasan air hujan konvensional di wilayah perkotaan. Yang masih mengandalkan peran fisik atau saluran, untuk mengalirkannya ke sungai. Hal itu dinilai kurang memiliki kemampuan adaptasi yang baik, dalam mengantisipasi permasalahan ketersediaan air.
“Disini saya menggunakan System Hybrid G2I (green-gray infrastructure), konsep untuk mengintegrasikan fungsi infrastruktur fisik drainase dan lingkungan dalam penanganan limpasan.”
“Keunggulannya adalah ketangguhan dan fleksibilitas yang tinggi, dalam menangani limpasan permukaan air hujan, yang sekaligus mendukung konservasi air,” terangnya.
Sementara itu, Prof. Slamet Wahyudi, dalam pemaparan penelitiannya yang diberi judul: “Teknologi Microwave Ablation (TMA) Sebagai Pembangkit Biopanas Terhadap Pembunuhan Sel Kanker”, menyampaikan, penelitiannya adalah salah satu metode untuk mengatasi kanker. Dimana Ia menggunakan metode terapi hipertermia, yaitu Teknologi Microwave Ablation (TMA).
“TMA ini sebagai pembangkit biopanas, dapat digunakan sebagai terapi pembunuhan sel kanker dan terapi hipertermia. Yang telah menarik perhatian besar dalam beberapa dekade terakhir dan masih menjadi topik penelitian terkini bagi para peneliti ilmiah,” paparnya.
Intervensi non-bedah ini, tambahnya, didasarkan pada pemanasan jaringan hidup pada tingkat tertentu yang menghasilkan pengadukan molekul air.
“Agitasi itu menyebabkan kenaikan suhu, yang menyebabkan kerusakan pada membran sel, dan mampu membunuh sel tumor dalam tubuh,” cetusnya. (M. Abd. Rahman Rozzi)