Malang Post – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Batu mengalami pertumbuhan cukup tinggi pada tahun 2023 ini. Angka pertumbuhannya mencapai 1,20 persen. Dengan angka pertumbuhan itu, Kota Batu menempati posisi ke empat jumlah pertumbuhan IPM tertinggi di Jatim.
Jumlah pertumbuhan IPM Kota Batu berada di bawah Kabupaten Pamekasan dengan pertumbuhan IPM 1,40 persen, Kabupaten Lumajang sebesar 1,30 persen dan Kabupaten Situbondo sebesar 1,28 persen.
Pertumbuhan IPM sebesar 1,20 persen itu juga jadi yang tertinggi jika dibandingkan dari tahun 2020 hingga 2022. Saat itu, angka pertumbuhan IPM Kota Batu hanya tumbuh 0,85 persen. Dari pertumbuhan IPM 1,20 persen itu, saat ini nilai IPM Kota Batu mencapai 79,07 persen. Dengan status capaian pembangunan manusia berstatus tinggi.
Jumlah IPM Kota Batu 79,07 persen itu, juga lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata IPM Jawa Timur sebesar 74,65 persen. Angka tersebut dilansir oleh BPS Jawa Timur, merupakan hasil dari Long Form SP2020.
Dari jumlah tersebut, IPM Kota Batu berada di urutan kedelapan dari 38 kabupaten/kota di Jatim. Dimana angka IPM tertinggi diraih Kota Malang sebesar 84,00 persen dan terendah Kabupaten Sampang sebesar 66,19 persen.
“Meningkatkan pertumbuhan IPM Kota Batu, menunjukkan adanya indikator perbaikan kualitas hidup masyarakat Kota Batu. Baik dari sisi kesehatan, pendidikan dan perekonomian,” tutur Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, Selasa, (5/12/2023).
Dia menambahkan, dengan status IPM Kota Batu di level tinggi. Menunjukkan capaian pembangunan manusia yang semakin berkualitas, baik dari sisi kesehatan, pendidikan dan ekonomi masyarakat.
Oleh karena itu, pada tahun 2024 mendatang, Pj Aries berharap status IPM Kota Batu dapat meningkat ke level Sangat Tinggi yaitu diatas 80,00 persen. Mengingat IPM sangat berpengaruh pada pertumbuhan sosial ekonomi daerah. Terutama peningkatan produktivitas barang dan jasa dalam masyarakat.
“Kami berharap tahun depan level IPM Kota batu sudah mencapai Sangat Tinggi, diatas 80,00 persen. Dengan tingginya IPM menunjukkan meningkatkan pertumbuhan sosial ekonomi daerah, terutama produktivitas masyarakat,” tuturnya.
Sebagai informasi, IPM merupakan salah satu upaya untuk mengukur capaian pembangunan manusia berbasis pada sejumlah komponen dasar kualitas hidup. Indikator yang dinilai yaitu capaian umur harapan hidup saat lahir (UHH), harapan lama sekolah (HLS), rata-rata lama sekolah (RLS) dan pengeluaran riil perkapita pertahun yang disesuaikan. (Ananto Wibowo)