Malang Post – Keberadaan desa-desa wisata di Kabupaten Malang didorong terus berkembang. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang berupaya memfasilitasi kemajuan desa wisata rintisan untuk naik kelas.
“Adanya peningkatan kelas itu yang selalu menjadi target kita. Sejumlah 83 desa wisata yang sudah ditetapkan itu, bagaimana kita terus berupaya meningkatkan kelasnya, dari yang tadinya rintisan menjadi berkembang, maju, lalu mandiri. Itu targetnya,” terang Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Purwoto, Selasa (5/12/2023).
Untuk itu, lanjut Purwoto, pihaknya selalu memberikan pembinaan dan pendampingan untuk bisa menaikkan kelas dari 51 desa wisata rintisan tersebut. Salah satunya yang dilakukan, dengan peningkatan sumberdaya manusia pengelolanya.
Pendampingan pengelola desa wisata rintisan ini, menurutnya bahkan juga dari provinsi, pusat, dan pihak perguruan tinggi.
Menurutnya, yang lebih dipersiapkan di setiap tahun, adanya ajang lomba untuk desa wisata, mulai dari Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), dan lainnya.
“Nah kita ingin mempersiapkan itu, kalau kita bina secara keseluruhan, ya tidak mampu. Kita persiapkan di ajang ADWI 2024 ada yg masuk setidaknya 75 besar seperti diraih Wisata Bowele kemarin. Ini harus dipersiapkan. Kemudian, baru ajang yang lain. Kenapa kita persiapkan itu, selain untuk mengukur kinerja prestasi kita, tujuan utama ya untuk motivasi bagi desa wisata itu sendiri,” jelas Purwoto.
Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Purwoto. (Foto: Choirul Amin/Malang Post)
Dikatakan, sejumlah 83 desa wisata itu yang sudah ada, bisa mengikuti semuanya. Karena, ketika sudah berhasil masuk nominasi, maka otomatis akan menjadi binaan Kemenparekraf, juga Provinsi Jawa Timur.
Kemudian, menurutnya kriteria dan indikator penilaian ADWI itu sudah ada semua. Misal, ada desa wisata yang belum punya homestay, harus ada, karena salah satu syarat nominasinya desa wisata itu punya homestay.
“Minimal 5 desa wisata yang dipersiapkan. Tetapi, 83 desa wisata yand mau ikut semua ya bagus juga. Karena bagi desa wisata yang sudah ditetapkan, ini penting untuk memenuhi standar desa wisatanya sesungguhnya,” jelas Purwoto.
Desa wisata yang dimaksudkannya berada di wilayah Poncokusumo, Bangelan Ngajum, Mardiredo Pujon, kawasan pantai Sidoasri, dan desa wisata Toyomarto kecamatan Singosari.
Ditegaskan, kunci keberhasilan adanya dewa wisata adalah kunjungan wisatawan, selain promosi dan publikasi.
“PR-nya, ya kunjungan wisatawan itu. Kalau kunjungan ngak banyak, ya percuma. Karena tempat wisata sebagus apapun, ketika angka kunjungannya rendah atau gak ada, ya percuma,” tandas mantan Camat Wajak ini. (*)
Penulis: Choirul Amin