Malang Post – Kepala Dinas PUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharijanto menjelaskan, untuk penanganan penyelesaian banjir di Kota Malang pada 2023. DPUPRPKP menyelesaikan 35 paket pekerjaan drainase pada 62 titik. Salah satunya di Sawojajar, yang menjadi skala prioritas.
“Titiknya berada di Jalan Danau Bratan Timur dan Ki Ageng Gribig. Dialirkan genangan airnya ke Sungai Amprong. Sisi selatan, titiknya di Ki Ageng Gribig, seperti di Jalan Danau Toba dan sekitarnya. Kita bagi alirannya ke sungai Rolak,” jelas Dandung, saat ditemui di kantor DPUPRPKP, Senin (4/12/2023).
Hasil dari pekerjaaan drainase di Sawojajar, katanya, progresnya tinggal finishing. Saat intensitas hujan tinggi dan lumayan deras, yang terjadi beberapa hari lalu, pihaknya turun ke lapangan melakukan survey, untuk memastikan hasil dari pekerjaan drainase.
Ketika itu untuk mengetahui kondisi di lapangan, Dandung bersama tim sampai harus putar-putar di kawasan Sawojajar. Melewati di Jalan Danau Yamur dan sekitarnya, hingga kembali ke Jalan Danau Kerinci dan Danau Toba. Sekitar 20 menit, genangan airnya telah terserap masuk ke aliran drainase.
“Itu kami ketahui sendiri di lapangan. Menandakan meski intensitas hujan yang lumayan deras, tapi mampu menyerap genangan air yang memiliki kedalaman hingga 50 cm. Kami pun berkeyakinan, jika intensitas hujannya biasa saja, pasti tidak sampai mengkhawatirkan lagi,” ungkap dia.
Meski demikian, kendati pekerjaaan drainase di Sawojajar adalah skala prioritas. Tapi pekerjaan drainase lainnya, juga tetap mendapatkan perhatian lebih. Lantaran pekerjaan drainase adalah prioritas penuntasan banjir di Kota Malang.
“Hingga Kota Malang terbebaskan dari kawasan banjir yang mengkhawatirkan, DPUPRPKP tidak ingin setengah-setengah dalam menangani banjir. Namun demikian, masyarakat kami harapkan juga bisa menumbuhkan kepedulian dan kesadarannya dalam menjaga lingkungan,” sebut Dandung.
Kepala Dinas PUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharijanto, didampingi Kabid Bina Marga, Kristian Bagus M dan analis Sumber Daya Air DPUPRPKP, Yocky Firmanda, saat ditemui di kantornya, Senin (4/12/2023). (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
Pembangunan drainase itu sendiri, sebutnya, dikerjakan secara terintegrasi. Saling mengingatkan dan mengawal serta mengawasi. Utamanya mengenai pembuangan sampah sembarangan. Menjadi tanggungjawab bersama, termasuk warga Kota Malang.
“Selepas pekerjaan di Sawojajar, kami juga fokus pada titik lainnya. Salah satunya di kawasan Jalan A Yani, Kedawung dan lainnya. Termasuk menyelesaikan pekerjaan bozem di Tunggulwulung, penyelesaiannya terus dikebut. Kesemuanya itu bagian dari menuntaskan banjir,” kata Dandung.
Analis Sumber Daya Air DPUPRPKP Kota Malang, saat mendampingi Kepala Dinas PUPRPKP, Yocky Firmanda menambahkan, pekerjaan drainase di 2023 sebanyak 35 paket dengan 62 titik. Akan dilanjutkan kembali pada 2024, dengan jumlah puluhan paket yang terbagi dalam 86 titik.
“Penanganan banjir secara berkelanjutan, kita laksanakan secara skala prioritas. Utamanya usulan dari pokir dan Musrenbang. Untuk saat ini, dari 35 paket dengan 62 titik, hanya ada satu atau dua pekerjaan, yakni drainase dan bozem. Kita desak segera dituntaskan pekerjaannya. Maksimal sesuai kontrak kerjanya,” tambah Yocky.
Masih berkaitan dengan penanganan banjir, Yocky juga menyebut, DPUPRPKP Kota Malang telah mengajukan permohonan ke Jawa Timur. Khususnya mengatasi banjir di kawasan Soekarno Hatta dan Lowokwaru. Secara administrasi dan persyaratan telah diajukan ke sana (PUPR) pada 2023 ini.
“Kami berharap pada 2024, sudah ada pekerjaan yang dimulai dari Pemprov. Kita di sini sifatnya penerima manfaat. Titik drainase Soekarno Hatta, yang akan dikerjakan, mulai dari Sungai Brantas hingga ke Patung Pesawat,” sambungnya.
Ketika pekerjaan drainase terealisasi dari Pemprov Jawa Timur, Yocky menuturkan, kawasan kerap banjir seperti di Jalan Pisang Kipas (belakang Pizza HUT), Jalan Cempaka Kuning, Jalan Anggrek Panda dan Flamboyan, bisa teratasi.
“Kita alirkan ke drainase Soekarno Hatta tersebut. Kita selesaikan pada 2024 nanti. Kami berharap segera terealisasi pada 2024 nanti, penanganan banjir di Kota Malang, kian terselesaikan secara bertahap dan perlahan,” pungkasnya. (Iwan Irawan – Ra Indrata).