Malang Post – Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan), Slamet Husnan, membagikan 3.200 paket bantuan sembako ke lima kecamatan di Kota Malang.
Pembagian diawali di Kecamatan Sukun. Tepatnya di Kelurahan Bandungrejosari. Ada 858 keluarga yang rawan stunting. Pembagian bansos di kantor Kelurahan Bandungrejosari, dilanjutkan door to door langsung ke rumah penerima bantuan, Minggu (3/12/2023).
Pj Wahyu Hidayat menegaskan, intervensi dari pemerintah terus dilakukan. Untuk menekan angka stunting dan inflasi. Keberadaan stunting dan inflasi dinilai sangat berkaitan.
“Kenapa berkaitan? Jika daya beli masyarakat menurun, pemenuhan kebutuhan pangan menjadi berkurang. Ditambah angka inflasi terus naik, memicu terjadinya keluarga rawan stunting,” tegas Pj Wahyu, dalam rilis Prokompim Setda Kota Malang.
Pembagian bantuan paket sembako ke masyarakat, tambahnya, adalah bagian dari intervensi pemerintah. Untuk menekan angka inflasi dan meminimalisir keluarga rawan stunting. Memberikan solusi dengan penguatan gizi lewat pemenuhan kebutuhan pangannya.
“Kami berharap dengan penguatan gizi lewat bantuan pangan ini, dapat membantu memberikan gizi yang cukup bagi keluarga rawan stunting dalam sehari-harinya. Agar keluarga tersebut cepat sehat dan terlepas dari stunting,” kata dia.
Ia memohon kepada semua masyarakat, jika ada tetangga atau sanak famili di setiap RT, RW serta Kelurahan. Terdapat keluarga atau warga yang mengalami stunting, hendaknya segera melaporkannya.
“Lewat 57 kelurahan dan lima kecamatan, kami akan segera memberikan penanganan serta memberikan solusinya. Agar tidak terjadi keterlambatan dalam penanganan,” imbuhnya.
Sementara, Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan menambahkan, pembagian paket bantuan sembako ini, untuk memudahkan serta meningkatkan akses ketersedian pangan berkualitas bagi masyarakat KRS.
“Sejauh ini mereka terdampak inflasi. Kami berharap tetap mampu mengakses pemenuhan kebutuhan pangan. Sehingga alokasi keuangan keluarganya, bisa dibuat kebutuhan lain. Biar daya beli masyarakat tetap terjaga,” ujar Slamet.
Sasaran 3.200 paket sembako itu, sebutnya, menyasar pada keluarga rawan stunting (KRS). Yang sudah terdaftar di database Kemensos RI. Dalam waktu tiga bulan terakhir ini, mereka belum mendapat bansos.
“Jumlah 3.200 tersebut akan disebarkan di lima wilayah kecamatan. Detailnya adalah, Kecamatan Sukun ada 858 KRS, Klojen (395), Kedungkandang (861), Lowokwaru (373) dan Blimbing 733 paket sembako,” beber Slamet.
Setiap paket sembako berisikan beras premium 5 kg, daging ayam 1 kg, telur ayam ras 10 butir, ikan kembung 500 gram, bawang merah 250 gram dan cabai merah 250 gram. Kemudian masih ditambah tomat 1 kg, wortel 500 gram, buncis 300 gram, jeruk siam madu 1 kg, terakhir susu UHT 1 liter.
“Komoditi yang kami salurkan itu, merupakan bahan pangan yang direkomendasikan untuk penanganan stunting dan dinilai alami kenaikan harga dalam tiga bulan terakhir,” tambah dia. (Iwan Irawan – Ra Indrata).