Malang Post – Wisata Petik Stroberi patut dicoba saat anda berkunjung ke Kota Batu. Salah satunya tempatnya berada di Wisata Lumbung Stroberi, Desa Pandarejo, Kecamatan Bumiaji. Saat berkunjung ke lokasi itu, wisatawan akan dimanjakan hamparan kebun stroberi seluas 2,3 hektare.
Hamparan hijau daun stroberi akan memanjakan pandangan mata saat anda datang ke tempat wisata tersebut. Didukung dengan kesejukan udaranya, dipastikan akan membuat wisatawan semakin betah.
Pengelola Lumbung Stroberi, Galih Krisna Rizaldy menyatakan, objek wisata ini telah berdiri sejak tahun 2018 lalu. Saat itu di Desa Pandanrejo ada festival tandur stroberi.
“Saat itu sebenarnya sudah ada petik stroberi. Tapi belum di manajemen secara baik. Lalu munculah ide dari pemuda untuk menjadikannya lumbung stroberi,” tutur Galih, Jumat, (1/12/2023).
Pemilihan nama lumbung stroberi itu sejalan dengan kondisi Desa Wisata Pandanrejo. Dimana mayoritas masyarakatnya merupakan petani stroberi, terbanyak ada di Dusun Pandan. Bahkan saat musim panen tiba, stroberi sangat melimpah.
“Pasar sampai kewalahan untuk menampung stroberi dari petani. Akhirnya melimpahnya stroberi, dijadikan potensi wisata Petik Stroberi,” tuturnya.
ASYIK: Wisatawan yang berasal dari generasi muda, tengah asyik memetik stroberi di Lumbung Stroberi, Desa Wisata Pandanrejo. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Kebun stroberi yang digunakan untuk petik adalah lahan kas Desa atau tanah bengkok. Tak hanya itu, desa wisata ini juga memanfaatkan kebun petani stroberi di Dusun Pandan.
“Total lahan 2,3 hektar itu belum termasuk lahan stroberi warga. Dalam wisata ini, kami juga menggunakan lahan milik petani,” tuturnya.
Di Lumbung Stroberi, pengunjung bisa memetik dan memakan buah stroberi langsung dari kebunnya. Kemudian, hasil petik stroberi juga bisa dibawa pulang dengan ditimbang terlebih dahulu.
Galih mengatakan, setiap berwisata ke Lumbung Stroberi, pengunjung akan didampingi pemandu wisata. Wisatawan akan diberi wawasan tentang stroberi oleh pemandu saat mendampingi petik stroberi.
“Untuk petik stroberi, pengunjung kami kenakan tiket Rp25 ribu perorang. Itu sudah termasuk jus stroberi dan makan stroberi di kebun. Hasil petik bisa dibawa pulang, kami hargai Rp6 ribu per ons,” imbuhnya.
Selain petik stroberi, lanjut Galih, lumbung stroberi juga menyiapkan fasilitas edukasi tanam stroberi. Yaitu memberikan informasi kepada pengunjung tentang stroberi mulai dari proses penanaman, perawatan, panen, hingga pasca panen. Di Lumbung Stroberi, juga mengajarkan tata cara mengolah berbagai macam olahan berbahan dasar buah stroberi.
“Anak-anak sekolah sering mengikuti edukasi tanam stroberi ini. Ada yang dari Surabaya, Sidoarjo dan Gresik. Untuk edukasi tanam stroberi ini pengunjung bisa membawa pulang satu pot tanaman stroberi. Perorangnya kami kenakan tiket Rp55 ribu,” paparnya.
Di Lumbung Stroberi juga terdapat kafe. Kafe ini menyajikan berbagai macam olahan berbahan dasar stroberi dan bukan stroberi. Pengunjung bisa menyantap kuliner sambil menikmati suasana kafe, dipadukan dengan pemandangan alam yang indah khas Kota Batu.
“Selain dijadikan jus, stroberi juga bisa diolah menjadi sari buah, selai, jenang stroberi dan eskrim,” katanya.
KOMPAK: Satu keluarga terlihat sedang menikmati petik stroberi di Lumbung Stroberi, Desa Wisata Pandanrejo. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Direktur Bumdes Raharjo Lumbung Stroberi, Muklas Rofik menyampaikan, rata-rata pada akhir pekan, kunjungan wisatawan di Lumbung Stroberi bisa mencapai 100 orang. Namun ketika hari kerja, jumlah kunjungan tidak menentu.
“Segmen tempat wisata ini pas untuk keluarga. Sehingga rata-rata kunjungannya pada Sabtu dan Minggu. Kalau hari biasa, pengunjung seringnya anak-anak sekolah dan rombongan dari luar Kota Batu,” katanya.
Selain petik stroberi, di desa wisata ini juga terdapat tempat wisata lain yang menarik di coba. Seperti Coban Lanang, rafting, paintball, outbound, tubing dan beberapa wisata alam lainnya.
Sementara itu, Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menilai, setiap desa/kelurahan di Kota Batu pada dasarnya sudah memiliki keunikan dan karakteristik yang beragama. Hal ini tentunya dapat menjadi keunggulan untuk memikat daya tarik wisatawan.
“Kalau sudah ketemu potensi setiap desa. Maka harus diikuti penambahan atau perbaikan infrastruktur, menuju desa wisata untuk menjamin kenyamanan,” tuturnya.
Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu Arief As Siddiq mengatakan, demi mendongkrak kunjungan wisatawan ke desa wisata. Seluruh paket wisata yang menjadi keunggulan tiap desa akan dioptimalkan.
“Kami melihat desa wisata di Batu ini memiliki keunggulan yang luar biasa. Sehingga, Disparta akan terus meningkatkan. Mulai dari segi destinasi, ekonomi kreatif dan atraksi pertunjukannya,” tutup Arief. (Adv/Ananto Wibowo)