Malang Post – Kota Batu benar-benar merasakan duka mendalam pada Kamis, (30/11/2023). Usai ditinggal salah satu pemimpin terhebatnya, Eddy Rumpoko (ER). Tak hanya keluarga, kolega dan masyarakat saja yang merasakan kesedihan.
Seperti tak rela ditinggal pemimpin terhebatnya, langit Kota Batu pun juga turut bersedih. Ikut menangis dengan cara meneteskan derasnya air hujan, sesaat setelah jenazah ER tiba di Kota Batu.
Hujan pun terus turun, mengantarkan pemimpin hebat yang telah menahkodai Kota Batu selama 10 tahun itu, ke peristirahatan terakhir di Taman Makam Pahlawan (TMP) Suropati Kota Batu. Setelah disholatkan di Masjid Brigjen Soegiyono, jenazah ER tiba di TMP Suropati Kota Batu sekitar pukul 14.20 WIB.
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menyampaikan duka mendalam atas kepergian ER. Menurutnya mending ER merupakan sosok pemimpin hebat.
“Saya mengenal beliau sebelum saya menjadi Pj Walikota. Dimana saat itu, saya masih menjabat sebagai Kepala Bagian Protokol Pemprov Jatim dan sering melakukan kegiatan di Kota Batu,” tutur Pj Aries, usai prosesi pemakaman ER, Kamis, (30/11/2023) sore.
Dari awal perkenalan itu, dia menyampaikan jika ER merupakan sosok Walikota yang sangat humble, kreatif dan penuh inovasi dalam pengembangan Kota Batu.
“Sekarang kita bisa melihat karya-karya beliau. Kita bisa saksikan betul. Apa yang menjadi prestasi beliau selama beliau memimpin Kota Batu. Saat ini saya sebagai Pj Walikota, tentunya akan melanjutkan program apa yang telah disiapkan dimasa kepemimpinan beliau,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Pj Aries juga menyampaikan, dalam prosesi pemakaman turut diikuti banyak masyarakat Kota Batu. Ini berarti banyak masyarakat yang mencintai serta mengenang jasa-jasanya.
“Ini menandakan pengorbanan beliau selama memimpin Kota Batu sangat luar biasa,” tuturnya.
Disisi lain, Pj Aries juga akan melanjutkan salah satu konsep luar biasa yang telah dicetuskan mendiang ER. Konsep itu adalah KWB (Kota Wisata Batu). Pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan konsep itu.
“Sehingga konsep itu tidak hanya sebatas selogan saja. Tapi bagaimana meramu, menyiapkan dan merencanakan, agar konsep KWB itu mendunia. Ini harus diteruskan, dirawat dan ditingkatkan lagi. Agar Kota Batu bisa semakin bersaing sebagai kota wisata dengan daerah lain,” tuturnya.
Sementara itu, Istri Mendiang ER, Dewanti Rumpoko menyampaikan, jika beberapa hari lalu Pak ER menderita diare. Diduga karena salah makan, selain itu Pak ER juga dehidrasi hingga dirujuk ke RS.
“Baru semalam saya nungguin dan ternyata sudah jalannya. Dengan kepergian beliau, kami aidah ikhlas dan menerima,” tuturnya.
Sebelum dirawat di RS, Dewanti menceritakan jika suaminya sempat memesan bubur ayam. Total ada lima bubur ayam yang dipesan untuknya dan teman-temannya. Dari lima bubur ayam yang dipesan itu tiga menggunakan sambal.
“Tiga yang pakai sambal ini kena diare semua. Tapi Bapak yang agak parah. Terlebih yang dua ini juga masih mida,” beber dia.
Dewanti juga menceritakan, semalam dirinya sempat bercanda dengan Almarhum. Bahkan Almarhum sempat mengatakan ‘Aku bariki muleh, pulang le Batu’ (Aku habis ini pulang, pulang ke Batu.red).
“Saat bilang seperti itu, saya kira Bapak halu. Ternyata Bapak benar pulang ke Batu. Jelang kepergian Bapak kami juga tidak mempunyai firasat apapun,” tutup Dewanti. (Ananto Wibowo)