Malang Post – Istri mendiang Eddy Rumpoko (ER), Dewanti Rumpoko sangat bersyukur, dapat mendampingi sang suami hingga menjelang detik-detik terakhirnya. Mengingat keduanya harus LDR selama enam tahun lamanya. Karena ER harus menyelesaikan masalah hukum yang dihadapi.
“Tadi Subuh, saat saya mau Subuhan, susternya masuk untuk melakukan pengecekan tensi bapak. Tapi proses pengecekan itu berjalan lama sekali. Kata susternya eror sampai tiga kali. Pada saat pengecekan itu, bapak posisi tidur miring dan badannya semua masih hangat. Lalu saya bilang agar tidurnya telentang, agar tensinya tidak eror, tapi ternyata beliau sidah tidak ada,” cerita Dewanti.
“MasyaAllah. Enam tahun lamanya saya tidak pernah bersama beliau. Tapi tadi malam, kami bisa bersama-sama. Ini adalah suatu hal yang saya syukuri,” imbuhnya.
Dewanti juga menceritakan, semalam dirinya sempat bercanda dengan Almarhum. Bahkan Almarhum sempat mengatakan ‘Aku bariki muleh, pulang le Batu’ (Aku habis ini pulang, pulang ke Batu.red).
“Saat bilang seperti itu, saya kira Bapak halu dan saya iyakan saja. Ternyata Bapak benar pulang ke Batu dan melihat bunga-bunga bermekaran,” tutur Dewanti.
Tak hanya itu, dalam kesempatannya sebelum mengantarkan jenazah sang suami ke peristirahatan terakhir, di Taman Makam Pahlawan (TMP)Suropati Kota Batu. Bude juga mengungkapkan beberapa kenangan yang dijalaninya bersama ER.
“Semalam saya juga masih bisa makan berdua. Saya juga masih bisa menyuapi beliau, kira-kira lima suapan, karena beliau memesan nasi goreng. Namun baru lima suapan, beliau bilang sudah tidak habis, sudah kenyang dan saya yang disuruh menghabiskan,” tuturnya.
Kemudian setelah nasi gorengnya selesai saya makan dan habis. Pak ER lapar lagi dan minta sate kambing. Berdasarkan sepengetahuan Dewanti, Pak ER tak begitu suka sate kambing.
Bak menerjemahkan firasat yang diberikan menjelang kepergian suaminya. Dewanti juga mengungkap bahwa ER sempat meminta untuk dibelikan baju berwarna hitam.
“Tadi malam, bapak sebelum tidur menyuruh Wahyu untuk membeli kaos. Pesennya adalah satu warna hitam, satu coklat dan yang warna hitam minta ukuran M. Karena bapak merasa sekarang lebih langsing. Tapi pas dicoba katanya terlalu ketat dan akhirnya diberikan kepada yang disuruh beli tadi. ‘Iki gawe o sesok’, kata bapak. Dan sekarang juga dipakai oleh yang membelikan,” tuturnya.
Dengan penuh ketegaran, Dewanti mengaku sudah ikhlas melepas kepergian suaminya. Terlebih suaminya meninggal dalam keadaan tersenyum.
“Saya lihat bapak meninggal dengan senyum dan tadi saya memandikan seorang diri. Saya melihat beliau terus tersenyum sehingga saya sangat ikhlas,” tuturnya.
Lebih lanjut, Dewanti juga mengucapkan terimakasih atas banyaknya masyarakat yang datang. Serta turut mengiringi dengan doa kepergian almarhum Eddy Rumpoko.
“Mudah-mudahan doa ibu bapak semua melancarkan jalan Mas Eddy,” tutup Dewanti. (Ananto Wibowo)