Malang Post – Di lereng Gunung Arjuno sisi Kota Batu yang selalu diselimuti kabut. Ada sebuah desa yang menarik untuk dikunjungi. Desa itu adalah Desa Wisata Sumbergondo. Desa ini memiliki keindahan alam yang menakjubkan.
Hijaunya hutan dan alamnya yang bersih. Serta ditunjang kondisi udara yang sejuk. Jadi poin lebih agar desa wisata ini banyak dikunjungi wisatawan.
Desa wisata yang kaya akan kearifan lokal, budaya, serta keanekaragaman hasil pertanian dan sentra perkebunan apel ini. Akan selalu meninggalkan kesan tersendiri bagi wisatawan yang mengunjunginya.
Ketua BUMDes Sumbergondo, Anditya Fitrawan menyatakan, sinergitas antar elemen masyarakat desa mampu memberikan dampak signifikan. Guna mengembangkan potensi desa wisata dan meramu inovasi.
“Di Desa Wisata Sumbergondo, saat ini tengah merintis Sawah Genting. Di lokasi itu, kami konsep seperti panggung terbuka. Bisa digunakan untuk event-event. Seperti event musik dan lainnya,” tutur Anditya, Rabu, (29/11/2023).
Sawah Genting menyajikan panggung terbuka ditengah persawahan, menyuguhkan sensasi tersendiri bagi wisatawan yang mengunjungi. Tempat tersebut, telah sering digunakan untuk menggelar berbagai event. Pada 5 Desember 2023 mendatang, juga akan menyajikan event Sumbergondo Culture Festival.
Selain Sawah Genting yang sudah mulai dikenal. Saat ini Pemdes Sumbergondo tengah merintis kampung tematik. Dua kampung tematik yang akan segera hadir di desa wisata itu adalah Kampung Marigold dan Kampung Wortel.
“Kampung Marigold dibuat karena warga dusun itu banyak petani Marigold. Sehingga dibuatlah kampung tematik itu. Progresnya saat ini di pintu masuk dusun itu sudah ada ornamen bertema Marigold,” paparnya.
Sementara itu, untuk Kampung Wortel, Anditya mengungkapkan, jika kampung tersebut telah mendapat investor lokal. Sehingga proses pengembangan diprediksi akan lebih bagus.
“Nantinya ditengah perkebunan wortel akan ada permainan untuk anak-anak. Seperti kereta kecil, kolam anak dan lampion-lampion. Sekarang progresnya masih 50 persen. Diperkirakan awal tahun depan sudah bisa mulai beroperasi,” tutur dia.
EDUKASI SAMPAH: Salah satu paket wisata unggulan di Desa Wisata Sumbergondo, yakni edukasi sampah. Tamu dari berbagai daerah pernah datang ke lokasi tersebut. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Selain wisata berbasis alam, di Desa Wisata Sumbergondo juga tersedia wisata edukasi sampah. Berkat kekompakan masyarakatnya, sejak tahun 2019 lalu, desa tersebut sudah tidak lagi mengirim sampah ke TPA Tlekung.
“Dari hasil positif ini, mulai beberapa tahun lalu, TPS3R Sumbergondo dijadikan wisata edukasi kelola sampah. Alhamdulillah sudah cukup banyak tamu yang berkunjung ke wisata edukasi kelola sampah ini,” paparnya.
Tamu-tamu wisata edukasi kelola sampah itu berasal dari wilayah Jatim, Jateng, Kalimantan bahkan tembus hingga Papua. Tamu-tamu itu biasanya berasal instansi pemerintah, pemdes dan dinas terkait.
“Tamu yang paling berkesan, kami pernah didatangi jajaran DLH Kota Yogyakarta beserta Sekdanya. Nanti tanggal 2 Desember ada tamu dari Pemdes di Gresik dan tanggal 9 Desember dari Bojonegoro,” paparnya.
Dalam edukasi pengelolaan sampah itu, wisatawan akan diberi materi tentang sampah. Mulai awal pengelolaan sampah di Desa Sumbergondo bisa mandiri. Setelah itu para peserta akan diajak ke TPS3R Sumbergondo.
“Di TPS3R kami punya mesin insenetor, selain itu kami juga punya komposter anaerob tingkat desa. Setelah itu, tamu kami ajak ke bank sampah. Di setiap RT desa ini punya bank sampah. Bank sampah induknya dikelola oleh BUMDes. Kami mengedukasi para tamu, bahwa pengelolaan sampah di desa ini, dikelola satu pintu oleh BUMDes,” jelas dia.
Lebih lanjut, dalam pengelolaan sampah tersebut juga terdapat unsur pemberdayaan masyarakat. Dalam pengelolaan sampah itu terdapat sejumlah karyawan. Total ada tujuh karyawan yang digaji bulanan serta enam orang karyawan yang digaji per jam untuk memilih sampah.
“Saat ini, untuk konsumen bank sampah ada sekitar 300 orang. Dari hal ini, bisa meningkatkan perputaran ekonomi masyarakat setempat,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Arief As Siddiq menyampaikan, desa-desa wisata di Kota Batu terus bergerak dan berkembang. Semua desa wisata di Kota Batu sudah masuk kategori maju dalam jejaring desa wisata (jadesta).
“Desa wisata di Kota Batu punya potensi masing-masing. Salah Satunya Desa Wisata Sumbergondo, mengusung konsep alam dan edukasi sampah. Kini desa tersebut telah berhasil meningkatkan perekonomian masyarakatnya,” tutupnya. (Adv/Ananto Wibowo)