Malang Post – Masa bursa transfer paruh musim, baru berada di hari ke-13. Ketika kompetisi Liga 1 musim 2023/2024, memasuki pekan ke-20. Tetapi Arema FC, benar-benar mulai mengobral pemainnya.
Tercatat hingga Senin (13/11/2023), sudah ada enam pemain yang dilepas. Lima pemain dipinjamkan dan hanya satu yang memilih pindah ke klub lain, atas permintaan sendiri.
Sebelum Gustavo Almeida yang dipinjamkan ke Persija Jakarta, Arema FC lebih dulu melepas Hamdi Sula, Samsudin dan Asyraq Gufron, dengan status pinjaman, serta Mikael Tata yang mengundurkan diri.
Terakhir Senin (13/11/2023) malam ini, giliran Evan Dimas Darmono yang juga disewakan ke klub lain. Meski belum jelas, kemana pemain kelahiran Surabaya ini akan berlabuh.
Praktis saat ini jumlah pemain Arema FC tinggal menyisakan 23 orang. Karena tanda-tanda untuk menambah pemain, masih jauh panggang dari api.
Diam-diam keputusan skuadra Singo Edan banyak melepas pemainnya, karena alasan klasik. Untuk mempertahankan kondisi keuangan. Sebab dalam beberapa waktu terakhir, Arema FC tampaknya mulai krisis finansial.
Sekalipun General Manager Arema FC, Muhamad Yusrinal Fitriandi, berani memberikan jaminan, Arema FC tidak pernah telat untuk membayar gaji pemainnya.
“Sebetulnya kita hanya ingin melepas 1-2 pemain saja di bursa transfer pemain paruh musim ini, tapi ternyata sampai enam pemain. Ini kami lakukan untuk efisiensi. Manajemen dan pelatih sepakat tim ini terlalu gendut, sehingga perlu perampingan,” kata Inal, panggilan akrab GM Arema FC ini.
Inal menambahkan, manajemen Arema melepas pemain bukan sekadar demi bisnis. Menurutnya, ada banyak faktor kenapa seorang pemain akhirnya harus dilepas.
“Melepas pemain itu bukan berarti kita tidak membutuhkan dia. Di sepak bola tidak bisa seperti itu.”
“Bukan hanya sekadar karena bisnis, tapi lebih kepada bagaimana klub tersebut. Kalau kita bicara soal bisnis saja sebagai alasannya, kesannya ada banyak hal yang dikesampingkan,” sebut pria berkacamata ini.
Fakta di lapangan menyebutkan, dalam tiga bulan terakhir, Arema FC memang mengalami krisis finansial. Meski Yusrinal Fitriandi menegaskan, gaji pemain, pelatih, offisial, maupun karyawan tak pernah telat.
Tetapi karena faktor itu pula, sampai-sampai sang top skor sementara Liga 1 2023/2024, Gustavo Almeida, harus dipinjamkan ke Persija Jakarta.
Meski manajemen Arema FC menyebut, dinamika sepak bola yang menerpa Arema sebagai alasan utama dilepasnya Gustavo. Tak sedikit pihak yang menduga dinamika yang dimaksud adalah krisis finansial. Dan itu diakui sendiri oleh manajemen Arema FC.
“Setelah Tragedi Kanjuruhan, Arema memang dalam kondisi seperti ini. Kami berusaha tetap selamat. Tiga bulan terakhir ini masa yang paling berat, tapi bisa kami pastikan Arema tidak pernah telat bayar gaji,” kata Inal.
Faktor lain yang menyebabkan Arema terjerat krisis finansial adalah para sponsor klub. Ada termin pembayaran dana sponsorship yang diterima Arema FC tidak tepat waktu.
Hal tersebut memaksa manajemen Arema memutar otak bagaimana caranya untuk bisa tetap selamat tiap bulannya. Apalagi pengeluaran Arema bisa dibilang lebih besar karena harus berkandang di Bali, sedangkan pemasukan dari tiket pun sangat minim.
“Secara cash plan, awalnya kita masih bisa menata. Harus ada termin pembayaran dari sponsor yang harus cair tiap bulannya. Ketika mereka terlambat membayarkannya sesuai termin, itulah yang mulai membuat kita kacau. Bayangkan kalian berada di posisi tersebut,” imbuhnya.
Inal mengaku sangat kecewa begitu mendengar Direksi Arema memutuskan Gustavo Almeida harus dipinjamkan agar mendapatkan loan fee. Namun, sisi baiknya, peminjaman top skor sementara Liga 1 2023-2024 itu berpengaruh cukup signifikan terhadap keberlangsungan finansial Arema.
“Sekali lagi, keputusan ini bukan semata-mata demi bisnis semata. Tapi, mau tak mau, keputusan meminjamkan Gustavo harus kami ambil, meskipun kenyataannya pahit dan membuat banyak orang kecewa, termasuk saya sendiri,” katanya. (Ra Indrata)