Malang Post – Pengunjung pasar tradisional masih tergolong sepi, di tengah naiknya harga-harga beberapa komoditas.
Sekretaris 3 Paguyuban Pedagang Pasar Besar Malang (P3BM), Mochamad Fatuhul Huda, menegaskan hal tersebut, saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM.
Menurut Huda, di pasar tradisional itu, ketika ada kenaikan harga untuk kebutuhan pokok seperti beras, sangat berpengaruh pada pergerakan jual beli. Bahkan kenaikan Rp500 pun menjadi pertimbangan orang.
“Semoga di tengah kondisi menuju Pemilu ini, harga-harga khususnya komoditi penting, tidak semakin naik karena justru memberatkan masyarakat,” sebutnya.
Naiknya beberapa komoditi itu, juga diakui Kabid Perdagangan Disperindag Kabupaten Malang, Irina Widiyanti. Menurutnya, komoditi yang naik itu seperti harga beras, sampai harga cabai rawit. Hal ini salah satu dampak dari adanya El Nino.
“Harga cabai rawit saja di bulan oktober perkilonya sekitar Rp31 ribu. Untuk saat ini sudah mencapai Rp73 ribu perkilo,” katanya.
Sedangkan untuk harga beras juga masih tinggi. HET beras premium sudah mencapai Rp13.900 perkilo. Harga beras medium sudah turun sedikit, berada di harga Rp10.900 perkilo.
Melihat beberapa komoditas yang sekarang sudah terus naik, pihak Pemerintah Kabupaten Malang dalam hal ini melalui Disperindag Kabupaten Malang, melakukan operasi pasar dan pantauan khususnya kesediaan.
“Di Kabupaten Malang, yang menjadi pantauannya ada di 21 pasar tradisional. Bahkan seminggu sekali selalu ada personel yang diturunkan, sampai nanti di akhir November 2023,” jelasnya.
Pihaknya juga selalu memberikan update harga, dengan menggunakan website yang dimiliki, bekerjasama dengan Kominfo. Termasuk kerjasama dengan Bulog, untuk menggelontorkan Beras SPHT dan menggelar pasar murah. (Wulan Indriyani – Ra Indrata)