Malang Post – Sabtu (4/11/2023), beberapa kawasan di Kota Malang. Utamanya di seputaran Jalan Kedawung, Kelurahan Tulusrejo, Lowokwaru. Genangan airnya cukup dalam merendam kawasan tersebut.
Selain Jalan Kedawung, ada wilayah lainnya. Diantaranya, Jalan Letjen S Parman, Jalan A Yani, Jalan Galunggung, Jalan Bukit Barisan dan lainnya. Menjadikan Pemkot Malang melakukan aksi cepat untuk antisipasi dan menanggulanginya.
Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat pun menginstruksikan sekaligus menekankan kepada semua pihak. Meningkatkan kewaspadaan dini terhadap banyak hal di musim penghujan. Utamanya titik rawan banjir dan longsor (bencana).
“Kami perintahkan kepada perangkat daerah (OPD) terkait, segera turun ke lapangan. Demikian halnya, masyarakat turut membantu menginformasikannya. Termasuk mengantisipasi terjadinya bencana,” ujar Pj Wahyu Hidayat, Selasa (7/11/2023).
Terpisah, Kalaksa BPBD Kota Malang, Prayitno menjelaskan, intensitas hujan pada Sabtu (4/11/2023) lalu cukup tinggi. Menyebabkan terjadinya genangan air (banjir) dimana-mana. Jalan Kedawung, Jalan Galunggung, Jalan Ciliwung, Jalan Bareng, Jalan Ir Rais dan banyak lagi lainnya.
“Kita dapatkan informasi sekitar 11 titik kawasan yang terendam banjir, terjadi di Kota Malang. Kedalaman airnya yang merendam di kawasan tersebut, bervariatif, antara 10 sampai 50 cm. Pastinya segera ditangani secara teknis untuk menanggulanginya,” jelas Prayit.
Tentunya penanganan teknisnya, tambahnya, memaksimalkan keberadaan drainase di kawasan banjir. Kewenangan penanganan teknis ada pada perangkat daerah (OPD) terkait. Salah satunya adalah DPUPRPKP, berkolaborasi dengan BPBD serta jajaran terkait lainnya.
“Kita terus mengimbau kepada semua masyarakat. Utamanya kepada warga yang ada di tepian DAS Brantas maupun aliran sungai. Rawan longsor segera menginformasikan kepada kami (BPBD). Bertujuan mengantisipasi lebih dini, karena kontur tanah rawan tergerus atau terkikis di pinggirannya,” sambungnya.
Selanjutnya, Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharijanto menyampaikan, pihaknya akan segera mempercepat penyelesaian pembangunan drainase maupun pembuatan embung atau bozem.
“Namun demikian, kita tetap memperhatikan kualitas penyelesaian pekerjaannya. Kami berharap pekerjaan drainase pada bulan ini (November) sudah bisa selesai semuanya. Jumlah 34 titik yang dikerjakan, tinggal 10 titik berproses mengarah penyelesaian,” terang Dandung.
Mantan Kabid di Satpol PP Kota Malang ini menambahkan, untuk pekerjaan bozem atau embung. Pihaknya terus berupaya, tapi dipastikan belum bisa dimanfaatkan di musim hujan tiba. Sebab, bozem tidak dilewati aliran air secara langsung.
“Kita berharap besar, pekerjaan drainase yang menjadi prioritas pembangunan. Apalagi di musim penghujan seperti sekarang ini. Kami berpikir bisa mengurangi genangan air sebesar 20 persen. Kami pun mengimbau atas kesadaran masyarakat. Dilarang mengganggu aliran sungai maupun drainase, dengan segala kepentingannya,” pungkasnya. (Iwan – Ra Indrata)
Banyak pembangunan yg kurang perencanaannya, satu contoh Drainase dari Suhat menuju kedawung, ukuran semakin besar, sehingga air dari Suhat dg volume besar dan cepat menuju kedawung, namun sungai provinsi di sepanjang jln S. Parman masih saja dangkal tanpa ada pengerukan sama sekali, sehingga sungai meluap ke jalan dan ke pemukiman, LAKUKAN PENGERUKAN SUNGAI.