Malang Post – Kawasan Dusun Krajan, Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu dinobatkan jadi Kampung Juara. Penobatan itu diberikan Pemkot Batu. Sebab dari kampung itu, lahir jawara-jawara paralayang asal Kota Batu.
Jika dihitung, ada sekitar 20 atlet dari kampung tersebut, yang sudah menggondol juara paralayang. Mulai dari tingkat provinsi, nasional hingga internasional. Sebagai penanda kampung juara, Pemkot Batu membangunkan sebuah tugu. Letaknya di lokasi Landing Paralayang Songgomaruto.
Atlet-atlet paralayang berprestasi dari kampung tersebut, diantaranya seperti Jafro Megawanto, Rika Wijayanti, Joni Effendi, Roni Pratama, Ardiansyah, Ike Ayu Wulandari dan sejumlah atlet lainnya.
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai telah melakukan peletakan batu pertama pembuatan prestasi kampung juara. Diiringi dengan doa yang dipimpin oleh sesepuh kawasan kampung tersebut.
“Prasasti itu dibuat agar bisa dikenang sebagai kampung juara. Dipilihnya Landing Songgomaruto karena tempatnya sangat representatif dan bisa dilihat banyak orang,” tutur Pj Aries, Senin, (6/11/2023).
Dengan pembuatan prasasti itu, juga bertujuan untuk memotivasi para atlet Kota Batu, utamanya para atlet-atlet muda. Sehingga mereka mau lebih giat berlatih demi meraih prestasi tinggi.
“Di Songgomaruto ini tempatnya representatif dan sudah banyak dikenal banyak orang. Baik sebagai tempat untuk pertandingan profesional maupun tempat kegiatan event pariwisata,” imbuhnya.
Selain membuat prasasti penanda Kampung Juara. Di lokasi landing Songgomaruto, kedepannya juga akan ditata dan dikembangkan lebih apik. Sebab saat ini, sudah banyak wisatawan yang gemar melakukan tandem paralayang.
KAMPUNG JUARA: Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai saat melakukan peletakan batu pertama pembuatan prasasti penanda Kampung Juara di kawasan landing paralayang Songgomaruto, Kelurahan Songgokerto, Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
“Selain itu, penataan Songgomaruto juga sebagai salah satu persiapan menuju Porprov Jatim 2025. Kami ingin venue paralayang ada di Kota Batu. Kawasan ini akan kami jadikan komplek olahraga. Dengan tambahan venue beberapa cabor lain, misalnya seperti cabor BMX,” ujarnya.
Sementara itu, Lurah Songgokerto, Arsyam Dhian Ramadhan menambahkan, Kampung Juara itu dibuat karena mayoritas pemuda di lingkungan Dusun Krajan adalah jawara paralayang. Di dusun itu, ada sekitar 20 atlet paralayang yang sudah berhasil membanggakan Kota Batu.
“Selain pembuatan Prasasti Kampung Juara. Di kawasan Landing Songgomaruto juga akan dikembangkan oleh Pemkot Batu. Selain itu, Pemkot Batu juga akan membranding mulai dari pintu masuk hingga lokasi landing paralayang,” ujarnya.
Kemudian di titik take off paralayang yang berada di atas Gunung Banyak, juga akan diperbaiki. Sebelum dilakukan perbaikan, pihaknya akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan Perhutani.
“Untuk di Songgomaruto, fasilitas umum (fasum) akan ditambah spot selfie, tenda UMKM, pencahayaan hingga pagar pengaman,” bebernya.
Selain penambahan fasum tersebut, juga akan ditambah wisma atlet. Sehingga para atlet paralayang dari luar kota. Bisa menginap di wisma atlet tersebut saat bertanding di Kota Batu.
“Kami dan warga sangat senang sekali dengan adanya hal tersebut. Nantinya warga bisa membuka stand di Songgomaruto untuk menjajakan produk UMKM-nya. Begitu juga ojek-ojek paralayang diharapkan bisa lebih bergeliat lagi,” harap dia.
Lebih lanjut, agar proses pembangunan Songgomaruto tak mengganggu penerbangan paralayang. Sebelum dilakukan pembangunan, pihaknya telah berkoordinasi dengan atlet maupun pelatih paralayang. Sehingga bangunan yang akan dibuat, tidak menyalahi atau mengganggu atlet saat mereka berlatih ataupun bertanding. (Ananto Wibowo)