Malang Post – Hingga pekan ke-18 Liga 1 musim 2023/2024, top skor sementara masih dipegang Gustavo Almeida dos Santos. Striker asal Brasil milik Arema FC itu, sudah mencetak 13 gol. Tetapi posisinya mulai didekati Alex Martins (Dewa United, 12 gol) dan David da Silva (Persib, 11 gol).
Arema FC sendiri, hingga laga terakhir saat mengalahkan Dewa United, Kamis (2/11/2023) kemarin, baru mengoleksi 18 gol. Yang berarti hanya lima gol yang dibuat pemain lainnya. Terbagi dalam Dedik Setiawan (3 gol) serta Ginanjar Wahyu dan Charles Lokoli Ngoy, masing-masing satu gol.
Jika dirinci lebih jauh lagi, dari 13 gol yang dibuat Gustavo Almeida, tujuh diantaranya dicetak melalui titik putih penalti. Empat gol penalti itu, justru dihasilkan dalam lima laga terakhir.
Dimulai dari saat Arema menang 2-1 atas PSS Sleman pada Sabtu (30/9/2023). Gustavo membuat dua gol yang semuanya lewat penalti. Dua laga setelahnya, kalah 0-1 dari Borneo dan 0-3 dari PSM, tidak ada gol dari Arema FC.
Kran gol Gustavo lewat penalti kembali dibuka saat imbang 1-1 lawan Madura United, pada Sabtu (28/10/2023). Serta laga terakhir menang 2-1 atas Dewa United. Satu gol penalti Gustavo itu, yang menggenapi 13 gol yang dihasilkan.
Tidak ada pemain dari kontestan Liga 1 2023-2024 lainnya, yang mengoleksi gol penalti sebanyak milik Gustavo.
Sementara bagi pelatih Arema FC, Jose Fernando Martins Valente, tidak mempermasalahkan darimana gol itu dicetak. Apakah lewat skeman open play, maupun dari tendangan 12 pas.
Karena bagi pelatih asal Portugal ini, jika pemain Arema FC tidak dilanggar di dalam kotak penalti, bisa jadi tetap akan mampu membuat gol dengan skema open play.
“Kami tidak pernah melatih untuk bisa dapat penalti. Tetapi jika pemain kami dilanggar di kotak penalti dan kami dapat penalti, tentunya harus memaksimalkan skema itu. Toh kalau pemain lawan tidak melanggar pemain Arema FC, bisa saja dia membuat gol dari open play,” ujar Fernando Valente.
Terlebih-lebih, penalti yang didapatkan Arema FC, kata Fernando Valente, tidak datang dari langit. Melainkan dari sebuah skema permainan yang sudah dirancang dalam latihan.
“Tentu saja tidak salah untuk mendapatkan gol lewat penalti. Meski penalti itu tidak datang dari langit. Apalagi kita juga punya pemain yang luar biasa, Dedik Setiawan.”
“Jadi yang paling penting adalah di pertandingan sore ini, Dedik sudah bekerja sangat keras. Dia bisa membuat gol yang sangat luar biasa. Sekalipun ini bukan hal terakhir buat Dedik. Saya percaya dia akan membuat gol-gol berikutnya,” katanya mengkomentari gol yang dicetak Dedik.
Gol menit ke-68 yang menjadi gol penentu kemenangan Arema FC itu, dicetak Dedik ke gawang Dewa United, setelah mendapatkan assist dari Dendi Santoso.
Bola sodoran Dendi yang saat itu berada di kotak penalti, di cutback ke arah Dedik yang saat itu berada di luar kotak penalti, tapi tepat di posisi depan gawang.
Langsung saja, Dedik yang berada di ujung garis kotak penalti, menyambar bola dengan sepakan plessing ke pojok kanan atas gawang lawan Dewa United.
“Harus dimengerti, kita banyak melatih pemain, bagaimana cara mematahkan dan melewati garis pertahanan lawan. Kita harus bermain dari sisi ke sisi.”
“Ada banyak situasi pemain menampilkan sirkulasi bola dari kanan ke kiri atau sebaliknya. Kita bekerja banyak untuk kombinasi seperti ini. Itu cara yang lebih mudah untuk mengejutkan tim lawan dan mencetak gol,” demikian tegas pelatih asal Portugal ini. (Ra Indrata)