Malang Post – Sport tourism terus berkembang di Kota Batu. Terbaru di Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu diluncurkan Panderman Gravity Park. Di lokasi tersebut, menyajikan sport tourism berupa balap sepeda downhill dan camping ground.
Peluncuran sport tourism itu, menyesuaikan letak topografi Kota Batu yang ada dikawasan perbukitan. Dengan menyajikan landscape keindahan Kota Batu, dilihat dari lereng Gunung Panderman.
Kepala Desa Pesanggrahan, Imam Wahyudi menyatakan, peluncuran Panderman Gravity Park berkat kucuran bantuan dana khusus yang diberikan Pemprov Jatim kepada Desa Pesanggrahan. Melalui sebuah program bernama Desa Berdaya. Di Kota Batu hanya dua desa yang mendapat bantuan serupa. Yakni Desa Pesanggrahan dan Sidomulyo.
“Di Desa Pesanggrahan kami mengambil tema pengembangan sport tourism sepeda downhill. Selain itu juga camping ground. Sehingga para pendaki yang akan mendaki ke Gunung Panderman bisa menginap terlebih dahulu di camping ground tersebut,” tutur Imam, Senin, (30/10/2023).
Dia juga menjelaskan, lahan yang digunakan untuk Panderman Gravity Park itu merupakan lahan Tanah Kas Desa (TKD). Kemudian untuk rute downhill, pihaknya bekerjasama dengan Perhutani. Rute downhill tersebut, sudah dua kali digunakan untuk ajang balap sepeda downhill tingkat nasional.
“Disini sudah ada event downhill tingkat nasional dua kali. Panjang rutenya sekitar 3,6 kilometer. Dengan waktu tempuh 6-10 menit,” paparnya.
Panderman Gravity Park nantinya akan dikelola oleh BUMDes Mayangsari, Desa Pesanggrahan. Dengan harapan mampu mengungkit perekonomian masyarakat Desa Pesanggrahan.
Tenaga Ahli Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Jatim, Dani Sutopo menjelaskan, Desa Berdaya merupakan program dari Pemprov Jatim. Untuk mendorong desa-desa mandiri di Jatim, agar memiliki icon potensial sebagai penanda sifat kemandiriannya.
“Seringkali dipertanyakan, sebuah desa sudah berstatus mandiri. Tapi tidak ada penanda dari status kemandiriannya itu. Banyak yang bilang ‘desa mandiri kok tidak punya apa-apa’. Karena itu, program Desa Berdaya ini lahir dan masuk ke desa-desa di Jatim,” ujarnya.
Dani menceritakan, sebelum lahir Panderman Gravity Park, pihaknya telah banyak berdiskusi dengan Pemdes dan masyarakat Desa Pesanggrahan. Untuk mencari potensi unggulan apa, yang bisa diangkat hingga memunculkan suatu produk iconic.
Karena Desa Pesanggrahan berada di Kota Batu, yang notabenya sebagai kota wisata. Kemudian setelah ditelisik desa ini punya TKD di kawasan pegunungan. Bahkan sudah pernah dibuat event downhill sekala nasional. Maka hal tersebut dipilih untuk dikembangkan.
“Sudah ada embrio yang sangat bagus. Tinggal distimulasi dan didorong untuk pembuatan pariwisata bernuansa olahraga downhill. Dengan tujuan bisa semakin dikenal masyarakat luas. Bahwa Kota Batu punya spot downhill yang bagus,” tuturnya.
Lebih lanjut, menurut Dani, agar Panderman Gravity Park semakin dikenal. Harus ada sesuatu yang beda dibandingkan dengan daerah lainnya.
Asisten lll Pemkot Batu, Abdillah Alkaf menambahkan, melalui pengembangan sport tourism tersebut, pihaknya berharap dapat mengungkit pendapatan asli desa (PADes) Pesanggrahan. Juga meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
“Pengembangan desa wisata melalui sebuah inovasi sport tourism yang dilakukan Pemdes Pesanggrahan. Mendorong pengelolaan wisata yang kolaboratif. Antara BUMDes, lembaga kemasyarakatan desa dan kelompok masyarakat terkait yang ada di Desa Pesanggrahan,” tuturnya.
Saat ini, event ddownhill di Desa Pesanggrahan masih dilaksanakan setahun sekali. Untuk mengembangkan Panderman Gravity Park, dia mendorong agar lebih sering diselenggarakan event downhill. Sehingga bisa semakin dikenal masyarakat luas.
“Jika sudah dikenal masyarakat luas. Kemudian banyak didatangi wisatawan. Secara otomatis akan memperkuat sektor ekonomi. Dengan keberadaan sport tourism Panderman Gravity Park,” tutupnya. (Ananto Wibowo)