Malang Post – Janji Arema FC untuk memberikan kejutan. Kepada Madura United, saat kedua tim bertemu di pekan ke-17 Liga 1 musim 2023/2024, justru bertolak belakang dari kenyataan di pertandingan.
Hanya skuadra Singo Edan benar-benar dibuat terkejut dan tak berkutik.
Bahkan di babak pertama, tim asuhan Jose Fernando Martins Valente ini, hanya bisa bertahan dari gempuran Laskar Sappeh Kerrab. Permainan pun lebih banyak terjadi di setengah lapangan di area Arema FC.
Tetapi masih beruntung, gawang Arema FC yang dikawal Julian Garcia Schwarzer, tidak sampai kebobolan di babak pertama. Duet bek tengah Charles Raphael Almeida dan Syaeful Anwar, bermain cukup taktis di laga yang hanya disaksikan 60 penonton itu.
Baru di babak kedua, Arema FC pelan-pelan bisa mengimbangi permainan runner up klasemen sementara Liga 1 putaran pertama ini.
Meski juga di babak kedua ini, Madura United berhasil mencetak gol di menit ke-66. Setelah Novan Sasongko, berhasil mengirimkan assist ke tengah gawang, yang disambut sodoran Lulinha. Bola tidak terlalu keras, tetapi sulit dijangkau Julian Schwarzer. Karena bola benar-benar ke pojok gawang.
Masih beruntung Arema tidak sampai kalah di laga terakhir di putaran pertama itu. Setelah Gustavo Almeida, yang mendapat umpan tusukan, berhasil membawa bola ke dalam kotak penalti.
Kiper Madura United, Wawan Hendrawan, yang bermaksud memblok pergerakan Gustavo Almeida, terpaksa harus menjatuhkan striker asal Brasil itu. Wasit pun langsung menunjuk titik putih. Dan Gustavo Almeida, sukses menjadi algojo di menit ke-76. Untuk menyamakan kedudukan 1-1, hingga laga usai.
Dan selepas pertandingn, Fernando Valente harus mengakui, lawan yang dihadapi adalah tim yang bagus. Dengan diperkuat banyak pemain berkualitas. Yang memang pantas menjadikan Madura United bercokol di papan atas.
“Semua tahu pertandingan sore ini (Sabtu, 28/10/2023), adalah pertandingan yang sangat keras dan butuh ketahanan fisik dan mental. Serta penuh emosional sampai akhir. Kadang-kadang kita menderita dengan emosi itu.”
“Kita harus menyadari, lawan seperti apa yang kita hadapi. Kualitas dari Madura United sudah teruji. Mereka ada di klasemen atas. Mereka adalah tim yang bertarung untuk menjadi juara Liga 1. Tentu saja di dukung banyak pemain berpengalaman di tim,” sebutnya dalam jumpa pers paska pertandingan.
Hanya saja, tekanan yang diberikan Madura United di babak pertama, menurut Fernandi Valente, justru tidak menjadikan tim asal Pulau Madura ini memiliki banyak peluang.
Bahkan dengan senjata yang dimiliki Arema FC, skuadra Singo Edan lebih banyak memiliki kesempatan untuk mencetak gol. Sekalipun Madura United tetap menguasai pertandingan di babak pertama. Karena memang mereka memiliki banyaknya pemain yang berkualitas.
“Di babak kedua situasinya mulai berbeda. Sekalipun cuaca yang sangat panas, hingga menyebabkan tim lebih cepat lelah. Tapi setelah kita kebobolan, kita mencoba untuk menghentikan Madura United,” tandasnya.
Dari sisi tersebut, pelatih asal Portugal itu mengaku bangga dengan pemain-pemainnya. Mereka tidak saja menjadi pahlawan, lantaran mampu mengimbangi skor. Tetapi Charles Almeida dan kawan-kawan, mampu bertarung sampai selesai. Bahkan bisa mengubah situasi dan akhirnya bisa mengimbangi Madura United.
“Pada akhir 10 menit pertandingan, kita mencoba untuk mau memenangkan pertandingan dan tidak mau kalah. Apalagi di saat-saat itu, keseimbangan tim sangat penting sampai akhir-akhir pertandingan.”
“Saya juga memberikan apresiasi terhadap pemain-pemain muda. Mereka selalu berusaha mencetak gol dalam setiap kesempatan yang kita miliki. Meski dalam situasi tersebut, menjadikan kami membuka ruang untuk lawan hingga bisa mencetak gol,” tegasnya.
Jadi Fernando Valente melihat sangat wajar kalau Madura United, bisa menguasai pertandingan. Karena mereka adalah tim yang kuat.
Sekalipun seharusnya di laga tersebut, Arema FC tidak hanya bisa membuat satu gol. Melainkan sudah seharusnya bisa mencetak lebih dari satu gol.
“Jadi suatu saat, kita butuh keberuntungan dan Madura United juga sama. Karena itulah, hasil imbang ini cukup pantas dalam pertandingan ini.”
“Satu poin tersebut, tetap menjadi modal penting bagi Arema FC, untuk bisa secepatnya keluar dari zona degradasi,” sebut pelatih berusia 64 tahun ini. (Ra Indrata)