Malang Post – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB), kembali menyelenggarakan konferensi internasional pada Rabu (25/10/2023) hingga Kamis (24/10/2023).
Penyelenggaran kegiatan ilmiah tahun ini, cukup berbeda dengan tahun sebelumnya. Karena tahun ini dilaksanakan di Hotel Grand Whiz Nusa Dua, Bali. Dengan menghadirkan para narasumber bereputasi dari dalam dan luar negeri.
Konferensi ilmiah tersebut, terbagi menjadi dua agenda konferensi. Yakni The International Conference on Language, Literature, Education, and Culture (ICOLLEC) dan International Conference on Advances in Humanities, Education and Language (ICEL).
Tahun ini, FIB UB berkolaborasi dengan The 14th Annual International Symposium of Foreign Language Learning (AISOFOLL) Southeast Asia Ministers of Education, Quality Improvement of Teachers and Education Personnel (SEAMEO QITEP) in Language. Yang merupakan sebuah pusat regional yang merupakan lembaga untuk pengembangan kualitas guru bahasa Arab, Jepang, Jerman, dan Mandarin, serta tenaga kependidikan.
Konferensi dilaksanakan dengan sistem hybrid atau dilakukan baik secara luring maupun daring. Kegiatan ini merupakan forum internasional yang bertujuan untuk memberikan ruang pada para peneliti dalam mempresentasikan dan mendiskusikan kemajuan kolaborasi hasil penelitian.
Dekan FIB UB, Hamamah, Ph.D. dalam rilisnya menerangkan, kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini, diikuti sebanyak 1.060 peserta seminar dari dalam dan luar negeri. Dengan 15 negara peserta. Seperti Indonesia, Malaysia, Taiwan, Thailand, Jepang, Australia, Pakistan, Algeria, Bhutan, Kamboja, India, Myanmar, Singapura, Filipina dan Vietnam.
Hamamah menyampaikan, konferensi ini memiliki fokus tema mengangkat teknologi untuk Kemajuan Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Ilmu Budaya.
“Konferensi ini didedikasikan untuk menjadi jembatan inovasi dan kolaborasi dalam bidang bahasa, studi sastra, pendidikan, seni, dan budaya untuk masyarakat berkelanjutan. Namun, pada tema bersama ini, kami menggarisbawahi peran penting teknologi dalam memajukan bidang tersebut. Ini adalah eksplorasi yang tepat sebagai konvergensi inovasi, kolaborasi, dan teknologi,” ucapnya.
Ketua panitia Konferensi Internasional FIB UB, Dr. Emy Sudarwati, S.S., M.Pd. menambahkan, secara umum konferensi ini bertujuan untuk membentuk forum bagi akademisi.
“Forum konferensi ilmiah ini baik ICOLLEC maupun ICEL merupakan sarana pertukaran pengetahuan antara peneliti dan praktisi. Dengan adanya forum ini dapat membangun jaringan antar akademisi yang mempunyai kepentingan yang berkaitan dengan bidang ilmu yang berkelanjutan. Tentunya ini semua demi perkembangan ilmu pengetahuan di masa depan,” kata dia.
Konferensi ini menghadirkan keynote speakers yang memiliki reputasi di bidang keilmuan sesuai dengan tema yang dibahas.
Pada kegiatan ICOLLEC mengundang pembicara kunci, yiatu Assoc. Prof. Suzanne Choo dari National Institute of Education Nanyang Technological University (Singapura), Dr. Joshua John Jodoin dari School of International Studies Kwansei Gakuin University (Jepang), Mr. Gonzalo Peralta, Language Canada (Canada), dan Dr. Esti Junining, M.Pd., FIB UB (Indonesia).
Sedangkan pada kegiatan ICEL mengundang pembicara kunci, yaitu Dr. des. Sascha Bargmann, Goethe Universität Frankfurt Am Main (Germany), Marianne Nikolov, Ph.D., University of Pécs (Hungary), Dr. Chen Wenqiang, Guangxi Normal University (China), dan Dr. Putu Dian Danayanti Degeng, M.Pd., dari FIB UB (Indonesia). (M. Abd. Rahman Rozzi)