Malang Post – Banyak petani di beberapa kawasan pertanian padi tengah melakukan masa panen hingga beberapa waktu ke depan. Bahkan, para petani padi dimungkinkan memulai masa tanam kembali.
Kabid Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan, Horta dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Malang, Tri Darmawan S. mengungkapkan, sesuai hasil cek lapangan yang dilakukan beberapa waktu terakhir, sejumlah petani didapati melakukan panen tanaman padinya. Di sebagian lahan sawah lainnya, didapati juga banyak yang sudah siap panen.
“Masa panen tanaman padi rata-rata setelah 4-5 bulan, minggu-minggu ini masih berlangsung. Jadi, yang panen saat ini atau siap panen di bulan ini, masa tanamnya diperkirakan bulan Juni atau Juli 2023 lalu,” terang Tri, Jumat (13/10/2023) siang.
Ia mencontohkan, petani padi yang tengah melakukan panen padinya sepekan ini ada di wilayah Pulangdowo Tumpang, Sumber Ngepoh Lawang, dan di beberapa lahan sawah di wilayah Karangploso.
Sesuai laporan cek lapangan minggu ini, tercatat padi siap panen yang terpantau pada luasan lahan sawah seluas 538 hektar. Contohnya, di wilayah Dampit di lahan seluas 45 hektar, di Pakisaji di lahan seluas 130 hektar.
Dari beberapa kali pantauan lapangan yang dilakukan ini, menurutnya musim kemarau panjang dampak El Nino, tidak terlalu berdampak bagi petani padi di Kabupaten Malang.
“Tidak terlalu berdampak pada pertanian padi. Dari analisa kami, di Kabupaten Malang ini, selama ketersediaan air irigasi masih cukup, masih aman. Tidak sedikit petani masih konsisten menanam padi. Ya, sekitar 20-an ribu hektar yang terus padi,” jelasnya.
Selain ketersediaan air irigasi, lanjut Tri, biasanya juga disesuaikan dengan kondisi pH tanah, juga harga jual pasca-produksi. Ketika tanahnya masih bagus, menurutnya petani tetap menanam padi di lahannya.
Jika kondisi sebaliknya, ketika pasar kurang bagus atau kekurangan air misalnya, menurutnya petani juga kadang berpindah menanam jenis komoditas pangan lainnya.
Total luasan lahan tanam padi di Kabupaten Malang sendiri, menurutnya sementara didapati seluas 37 ribu hektar.
Agar produksi padi dan luasan lahan tanaman padi terjaga, jelas Tri, pihaknya punya kewenangan memantau dan mengendalikan. Salah satunya, memastikan pengairan, atau proaktif memberi anti hama sebelum penanaman. Termasuk, memberikan bantuan benih dan lainnya melalui kelompok-kelompok tani yang ada.
“Kami berikan benih bantuan bagi petani yang sudah diusulkan dan ditetapkan. Selanjutnya, kami bisa pantau produktivitasnya, berapa jumlah panen yang dihasilkan. Nanti gabah dijual kemana, itu sudah petani dan pasar yang menentukan,” demikian Tri Darmawan. (Choirul Amin)