Malang Post – Sebagai bentuk implementasi salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, sivitas akademika Universitas Negeri Malang (UM), melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat. Berupa pelatihan bersama Pokdarwis Kampoeng Heritage Kajoetangan, untuk Penciptaan Souvernir Batik Motif Indische Berbahan Pewarna Alam Lokal.
Apalagi akhir-akhir ini sejak diresmikan dan di promosikan Pemerintah Kota Malang, melalui pembenahan dan pembangunannya, Kampoeng Heritage Kajoetangan menjadi destinasi andalan terbaru Kota Malang.
Tentu wisatawan silih berganti yang singgah di sana, untuk menikmati dan belajar budaya Indische.
Tim Pengabdian Masyarakat yang diketuai Lisa Sidyawati, S.Pd., M.Pd dan berangotakan Ronal Ridhoi, S.Hum, M.A dan Moch. Nurfahrul Lukmanul Khakim, S.Pd,M.Pd dibantu juga oleh beberapa mahasiswa dari Pendidikan Seni Rupa dan Tata Busana UM.
Lisa Sidyawati menjelaskan, tim dosen pengabdi melakukan pelatihan kepada Pokdarwis agar memiliki keterampilan memproduksi souvernir. Mulai dari cara membuat desain motif batik khas Kampoeng Heritage Kajoetangan, mencanting dan memberi pewarna alami.
Selain itu, tim pengabdi juga melatih ketrampilan Pokdarwis dalam mengadakan pameran produk souvernir.
Kegiatan ini dilakukan di sekretariat Pokdarwis tepatnya di RW 2 dan berlangsung Sabtu-Minggu (8-9 Oktober 2023).
“Dalam kesempatan ini, produk yang dihasilkan adalah totebag, pouch, baju, topi dan sarung bantal yang dipadu padankan dengan denim, goni dan kulit,” jelasnya
Apalagi nuansa klasik sangat kental dari produk yang dihasilkan, karena berwarna kecoklatan sesuai dengan tema heritage, dengan dominan penggunaan pewarna alam sangat sesuai dengan isu industri fashion halal yang sedang digaungkan oleh pemerintah saat ini.
Lisa juga menjabarkan, Kampung Heritage ini belum memiliki souvernir ikonik yang mencerminkan ke’khas’an. Padahal souvernir memiliki manfaat yang sangat besar.
Selain publikasi di media massa dan media sosial, sebuah desa wisata harus memiliki souvernir ikonik yang menunjukkan identitas aset wisata dan digunakan sebagai penanda kenangan untuk dibawa pulang ke rumah dan ditunjukkan kepada anggota keluarga lain serta khalayak ramai.
“Souvernir adalah benda yang berfungsi sebagai pengingat akan suatu pengalaman tertentu, diproduksi secara komersial dan dihubungkan dengan turisme,” tandas dosen yang sering melakukan pengabdian masyarakat ini menjabarkan. (M. Abd Rahman Rozzi)