
Pj Wali Kota Malang, Dr Ir Wahyu Hidayat, M.M., ketika memberangkatkan bantuan pangan secara simbolis untuk keluarga rawan stunting dan pasar tradisional, dari kantor Perumda Tunas, Senin (9/10/2023). (Foto : Iwan Irawan/Malang Post)
Malang Post – Direktur Utama (Dirut) Perumda Tunas, Dodot Tri Widodo menyampaikan, pemerintah tengah berupaya keras menekan angka keluarga rawan stunting (KRS). Yang tersebar di tujuh provinsi, khususnya KRS di Kota Malang, Jawa Timur.
“Angka KRS di Kota Malang mencapai 4.521 orang. Mereka akan diberikan bantuan pangan oleh badan pangan nasional (Bapanas) melalui Perumda Tunas. Tahun ini mereka menerima sebanyak tiga kali secara bertahap,” ungkap Dodot, Senin (9/10/2023).
Dodot bilang, bantuan pangan berupa satu pak telur ayam (10 butir), karkas (frozen) ayam beserta beras SPHP. Dikeluarkan oleh Bapanas melalui Perumda Tunas, Bulog, IDFOOD serta Rajawali Nusindo maupun Dispangtan dan Kantor Pos.
“Bantuan pangan tersebut, diberikan kepada 4.521 KRS. Pertama didistribusikan kepada warga Kelurahan Gadang. Dilakukan secara simbolis, oleh Bapak Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat,” sebut dia.
Disinggung angka 4.521 KRS itu, apakah tersebar di 57 Kelurahan di Kota Malang. Dodot membenarkan bantuan pangan dari Bapanas yang diterima oleh warga KRS. Didistribusikan sampai tuntas, berakhir pada November 2023.
“Kita berikan secara bertahap, pertama hari ini selanjutnya akan diberikan langsung dua kali sekaligus pada November 2023 nanti dua paket,” ujar dia.
Dikonfirmasi perihal beras SPHP yang digulirkan ke pasar tradisional. Dodot kembali menjelaskan, beras SPHP bagian dari menekan angka inflasi di Kota Malang. Jika tidak dikendalikan secepatnya, kasihan masyarakat kelas bawah.
“Harga beras premium di pasaran sudah tembus angka Rp15.000, dan beras medium tembus di angka Rp 11.000 hingga Rp 12.000. Kita keluarkan beras medium SPHP dengan harga Rp 10.900. Tentunya ini sangat membantu kalangan kelas bawah dan sangat diminati,” jelas Dodot.

Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, saat menyerahkan bantuan pangan ke warga kategori KRS di Kelurahan Gadang. (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
Beras medium SPHP tersebut, selain menekan angka inflasi. Pastinya membantu masyarakat kelas bawah mampu membelinya atau terjangkau. Melihat beras premium harganya di pasaran tembus Rp15.000/kg dan Rp 75.000/5kg.
“Jika tidak segera ditekan atau dikendalikan dengan beras SPHP. Laju angka inflasi kian meningkat. Untuk itu, kita berupaya menekan inflasi,” imbuhnya.
Usai memberangkatkan bantuan pangan secara simbolis dari kantor Perumda Tunas, Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat berharap dengan adanya bantuan pangan dan didiskusikan tersebut, jumlah KRS di Kota Malang bisa kian mengecil angkanya.
“Selain itu, harapan lainnya bisa menekan atau menstabilkan harga di pasar tradisional. Mengingat harganya dinilai cenderung melonjak lumayan jauh,” ucapnya.
Pendistribusian beras dan telur serta daging ayam, lanjutan, selain ke KRS juga digulirkan ke pasar-pasar tradisional di Kota Malang.
“Untuk KRS, kita distribusikan ke warga Kelurahan Gadang. Termasuk KRS di kelurahan lainnya. Selain itu, info yang kami dengar didistribusikan ke pasar tradisional,” ujar Wahyu.
Salah seorang warga Gadang Gang 4 RW 7, Kelurahan Gadang, Sulianti (31) merasa senang bantuan pangan yang didapatkannya. Pihaknya mendapatkan telur 10 butir dan satu pak karkaz ayam serta beras lima kilogram.
“Tentunya ini sangat membantu asupan gizi di keluarga kami. Apalagi suami hanya bekerja sebagai kuli bangunan. Jelas sangat membantu mengurangi kebutuhan hidup sehari-hari. Semoga bantuan pemerintah lainnya bisa lebih besar dan banyak lagi,” pungkasnya. (Iwan – Ra Indrata)