Malang Post – Permasalahan sampah di Kota Batu terus dicarikan solusi. Setelah satu bulan penutupan TPA Tlekung. Di lokasi tersebut, saat ini sudah kedatangan tiga unit mesin insinerator atau pembakar sampah, dari empat mesin yang direncanakan.
Setelah tiba ditempat tersebut, Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai melihat langsung proses perakitannya. Dalam waktu dekat ini, alat pembakaran sampah itu akan segera dilakukan uji coba.
“Setelah proses uji coba berhasil. Dari tiga mesin yang sudah datang itu, nantinya dua mesin akan dipergunakan di TPA Tlekung dan satu mesin digunakan di Kelurahan Sisir,” tutur Aries, Selasa (3/10/2023).
Dengan datangnya tiga unit mesin tersebut. Pihaknya berharap, bisa semakin mempercepat pengolahan sampah residu, yang tidak bisa diolah lebih lanjut. Hingga akhirnya, sedikit demi sedikit permasalahan sampah di Kota Batu terselesaikan.
Insinerator merupakan alat yang digunakan untuk membakar limbah dalam bentuk padat. Dengan memanfaatkan pembakaran pada suhu tertentu. Teknologi bakar sampah ini merupakan sebuah alternatif. Untuk mengurangi timbunan limbah secara efektif dan efisien.
“Karena melibatkan pembakaran dengan suhu tinggi. Energi panas yang bisa dihasilkan, juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber listrik,” tutur dia.
Lebih lanjut, dia juga menjelaskan, aspek penting dalam insinerasi adalah proses kandungan energi (heating value) limbah yang diolah. Faktor tersebut, tak hanya menentukan kemampuan yang diperlukan dalam berlangsungnya proses pembakaran. Tetapi juga diketahui beberapa energi yang diperoleh setelah insinerasi selesai dilakukan.
Pengelolaan sampah di TPA Tlekung, selain menggunakan mesin insinerator. Juga menggunakan metode sanitary landfill. Sanitary landfill merupakan sebuah sistem pembuangan akhir sampah, yang dilakukan dengan cara ditimbun dan dipadatkan. Kemudian sampah tersebut ditutup dengan tanah sebagai lapisan penutup.
“Penutupan dengan tanah itu dilakukan secara berkala. Dengan cara tersebut, berfungsi untuk mengurangi resiko tumpukan sampah yang ada. Dengan cara memadatkan sampah yang menumpuk lebih dahulu. Baru ditimbun dengan tanah secara berkala. Dengan cara ini, bertujuan agar potensi sampah yang merusak lingkungan dapat diperkecil,” tuturnya.
Disisi lain, dia juga menyampaikan, untuk mengatasi persoalan sampah. Dibutuhkan kecepatan bertindak dalam merespon keadaan yang ada. Tanpa harus berdebat mana yang benar dan salah.
“Tapi apa yang bisa kita perbuatan, maka lakukanlah yang terbaik untuk kota tercinta. Dengan berbagai cara tersebut, merupakan sebuah aksi kami untuk meningkatkan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat,” jelas dia.
Sebagai informasi, insinerator memiliki efektifvitas yang mampu menekan 90 persen volume dan 75 persen masa limbah sesuai derajat dan komposisi sampah. Dengan adanya hal itu, sangat efektif mengurangi volume sampah yang dibuang dalam jumlah besar.
Ada beberapa kelebihan penggunaan insinerator salah satunya adalah hemat lahan. Lalu dapat mengurangi sampah dengan signifikan. Dalam pengelolaan limbah padat pengurangan sampah mampu mencapai 95 persen. Sehingga beratnya mampu dikurangi 80 persen.
“Dalam hal ini, saya akan melakukan pemantauan secara langsung kegiatan di TPA Tlekung. Kami berharap, sampah yang sudah terlanjur menggunung dapat teratasi. Serta tidak terulang di masa yang akan datang. Salah satu caranya, adalah memulai kesadaran bersama untuk mengolah sampah dari sumbernya,” tandasnya. (Ananto Wibowo)