Malang Post – Skuadra Singo Edan, perlu waktu sampai pekan ke-14 di Liga 1 musim 2023/2024. Untuk bisa menurunkan formasi full enam pemain asingnya, sejak kick off babak pertama.
Mulai dari Julian Garcia Schwarzer di posisi kiper (Filipina), Ichaka Diarra (Mali) dan Charles Raphael de Almeida (Brasil) di sektor belakang. Lalu playmaker ada Pablo Angle Ariel Lucero (Argentina), serta duet striker Gustavo Almeida dos Santos (Brasil) dan Charles Lokoli Ngoy (Kongo/Australia).
Sebelumnya selalu saja ada yang absen secara bergantian. Kalau tidak karena cedera, juga terkena akumulasi kartu kuning. Kemudian ditambah baru pada pekan ke-4, Arema FC betul-betul memiliki enam pemain asing. Setelah Julian Schwarzer resmi bergabung.
Bisa jadi, komposisi enam pemain asing plus lima lokal lainnya, yang diturunkan saat mengalahkan PSS Sleman, pada Sabtu (30/9/2023) adalah salah satu formasi the winning team.
Tak heran jika permainan Arema FC di pekan ke-14, yang berlangsung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Cenderung memiliki pola yang tidak monoton. Juga terlihat strategi permainan yang diterapkan pelatih Arema FC, Jose Fernando Martins Valente, bisa dijalankan Dendi Santoso dan kawan-kawan.
Permainan umpan-umpan pendek dari kaki ke kaki, serta tidak terlalu lama memenang bola, berhasil dipertontonkan. Penetrasi ke pertahanan lawan, juga bisa dilakukan dengan kombinasi umpan pendek dan long pass menuju ke benteng PSS Sleman.
“Ini pertandingan yang penuh ketahanan fisik dan stamina. Kita tidak terlalu banyak bermain, karena selama jalannya pertandingan sering berhenti.”
“Saya berpikir kita sudah memberikan yang terbaik. Kita tidak sampai kehilangan fokus saat jalannya pertandingan berhenti dan kita selalu mengontrol permainan,” kata Fernando Valente.
Pelatih asal Portugal ini juga menyebut, pada saat pemainnya kehilangan fokus, secara otomatis mereka akan kehilangan dalam bermain bola dan kehilangan dalam permainan.
Apalagi dia merasa jika pemain PSS sering mencoba untuk merusak konsentrasi pemainnya. Dengan cara sering terjatuh untuk memaksa wasit Bangkit Sanjaya, harus menghentikan waktu bermain.
“Kita sudah tahu bahwa hal ini menjadi pekerjaan yang sangat sulit. Saat saya melihat pemain saya tidak fokus atau tidak tampak di lapangan. Apalagi pemain lawan, Thales (Thales Natanel Lira de Matos) selalu menggangu permainan. Tentu saja hal itu menjadi membuat situasi yang sangat membingungkan,” sebut pelatih berusia 64 tahun ini.
Beruntung dalam setiap latihan, terutama dalam persiapan menghadapi PSS Sleman, Fernando Valente selalu memberikan strategi agar pemain tidak mudah kehilangan bola dalam permainan.
Strategi itu, katanya, menjadi sebuah pekerjaan yang harus diselesaikan bersama-sama. Serta juga sudah diketahui semua pemain. Bagaimana dampak dari kehilangan bola dalam pertandingan. Yang menjadikan pemain bisa kehilangan konsentrasi.
“Kita kehilangan konsentrasi sedikit saja, kita akan mengalami kesalahan seperti gol (PSS) Sleman. Situasi ini kita butuh perbaikan lebih baik dan lawan yang kita hadapi nanti adalah tim papan atas. Jadi kalau kita bikin kehilangan konsentrasi lagi, maka kita akan dapat masalah seperti ini,” lanjutnya.
Dalam laga yang hanya disaksikan 349 penonton itu, gol PSS Sleman dicetak oleh Thales Natanel Lira de Matos, lewat tandukan kepala. Setelah memanfaatkan umpan yang diberikan Jonathan Ezequiel Bustos. Ketika pertandingan berada di menit ke-55.
Dan karena terjadinya gol tersebut, kata Fernando Valente, menjadikan tekanan kepada Arema FC semakin kuat. Sekalipun pada akhirnya, pemain-pemainnya masih tetap bisa keluar dari tekanan tersebut. Terutama setelah PSS Sleman, bermain dengan 10 pemain. Setelah sang pencetak gol, mendapatkan dua kartu kuning. Sehingga harus keluar dari lapangan di menit ke-67.
“Jadi saat situasi tekanan pertandingan, sesuatu hal itu akan terjadi dan bisa saja bola lawan masuk ke gawang kita. Tentu saja kita harus lebih percaya dalam setpis dan saya berharap kita harus lebih baik di pertandingan berikutnya.”
“Dari setpis corner kick atau free kick, kita mencoba sesuatu yang berbeda dan melatih itu. Pada saat kita mulai pertandingan, kita harus paham dan kita harus percaya dengan apa yang kita latih selama ini,” sebutnya.
Fakta lain yang menjadikan pelatih kelahiran Porto ini senang, karena pemain-pemain sudah memiliki visi bermain yang jelas dan tim ini menjadi semakin bagus.
“Berikutnya kita akan melatih pemain bagaimana di saat kondisi seperti itu dan kedepan kita akan memiliki pekerjaan itu.”
“Saya juga mengucapkan selamat kepada para pemain kita, yang sudah mengalami peningkatan permainan. Kita belajar dan kita punya pertandingan berikutnya dan kita bisa meningkat lagi dan meraih kemenangan-kemenangan berikutnya,” tegasnya.
Dalam pertandingan itu sendiri, Fernando Valente juga terlihat mulai mencoba formasi baru pada posisi penyerang. Yakni dengan menduetkan Gustavo Almeida dos Santos dengan Charles Lokoli Ngoy.
Hasilnya memang bisa memberikan tiga poin kepada Arema FC. Lewat kemenangan 2-1 atas tim tamu PSS Sleman.
Dua gol Arema FC dicetak oleh Gustavo Almeida. Masing-masing di menit 45 dan 84. Dan keduanya dari titik putih penalti.
Sementara itu pelatih PSS Sleman, Marian Cucchiaroni Mihail, sangat menyayangkan dikartumerahkannya jangkar tim berjuluk Super Elang Jawa ini.
Dengan kehilangan Thales Natanel Lira de Matos, saat pertandingan berada di menit ke-67, dianggap sangat merugikan timnya.
“Di babak kedua, kita kehilangan satu pemain kami yang penting. Kalau semisal Thales Lira masih berada di lapangan, mungkin bisa mendapat hasil imbang atau lebih baik,” kata pelatih dari Rumania ini.
Meski demikian, Marian Mihail, harus secara jantan mengakui jika hal-hal seperti itu, wajar dalam sebuah sepak bola.
“Saya ucapkan selamat kepada Arema dan pelatih (Fernando) Valente, yang sudah bekerja keras untuk perjuangan Arema, agar bisa keluar dari zona degradasi.”
“Yang jelas, kami hanya bisa menatap di masa yang akan datang. Ini merupakan pertandingan yang sulit dan Arema juga dalam situasi yang cukup sulit. Sekarang kami juga harus menerima di situasi yang sulit,” sebut pelatih yang sempat ‘mengancam’ akan mundur ini.
Justru seusai pertandingan, Marian Mihail merasa kecewa kepada pemain-pemainnya. Karena sebelum pertandingan berlangsung, Kim Jeffrey Kurniawan dan kawan-kawan sudah berjanji. Akan memberikan hasil yang terbaik.
“Tapi saya tidak melihat hal itu dari para pemain. Hanya saja sebagai pelatih, saya tidak bisa berbicara soal masalah internal. Yang jelas, pelatih akan bertanggung jawab atas taktikal di lapangan,” tandasnya.
Sementara itu, dalam laga yang berlangsung cukup panas tersebut, kedua tim sama-sama terancam akan mendapatkan sanksi dari Komisi Disiplin PSSI.
Sebab dalam laga yang dipimpin wasit Bangkit Sanjaya itu, baik tuan rumah Arema FC, maupun tim tamu PSS Sleman, mendapatkan kartu kuning melebihi batas kuota.
Arema mendapat lima kartu kuning. Masing-masing Bagas Adi Nugroho, Rifad Marasabessy, Dendi Santoso, Gustavo Almeida dan Dedik Setiawan.
Sedangkan pemain PSS yang diganjar kartu kuning, Leonard Tupamahu, Abduh Lestaluhu, Todd Ferre, Wahyudi Hamisi, Hokky Caraka dan Kevin Gomes. Plus dua kartu kuning yang dilanjut kartu merah diberikan untuk Thales Natanael Lira. (Ra Indrata)