Malang Post – Tak dipungkiri merubah pola sikap masyarakat, dalam hal pengelolaan sampah bukanlah suatu yang mudah. Butuh sosialisasi masif, kesabaran dan keuletan untuk merubahnya secara berlahan. Hingga masyarakat mau beranjak dari zona nyaman, untuk menyelesaikan sampahnya secara mandiri.
Dimana yang biasanya mereka hanya membuang sampah begitu saja. Kini harus memilah sampahnya sebelum dibuang. Memilah sampah mana yang bernilai ekonomis dan sampah yang tidak dapat dimanfaatkan.
Dengan pola baru itu, kini pola pengelolaan sampah di Kota Batu sudah berangsur-angsur berubah. Sedikit demi sedikit, masyarakat mulai paham. Lalu mengikuti pola pengelolaan sampah seperti yang dianjurkan pemerintah. Yakni mengelola sampah dari sumbernya.
Meski sudah banyak masyarakat yang sadar, untuk menyelesaikan sampahnya secara mandiri. Masih saja ada oknum yang ogah-ogahan. Mereka masih membuang sampah sembarangan. Dibuang dipinggiran jalan hingga sungai-sungai. Dengan adanya hal tersebut, Pemkot Batu berencana memasang CCTV di titik-titik tertentu.
“Saat ini kami masih melakukan survey. Titik-titik mana yang akan dipasang CCTV multi fungsi” tutur Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, Senin (25/9/2023).
Pj Aries menjelaskan, selain bertujuan untuk menambah titik pantau pengawasan lalu lintas kendaraan. Penambahan CCTV tersebut juga berfungsi sebagai pengawasan keamanan wilayah Kota Batu. Serta berfungsi untuk memantau kebersihan dan keindahan kota.
Kamera CCTV tersebut, akan terhubung langsung ke command center Kota Batu, yang ada di Jalan Bukit Berbunga, Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu. Selain mengawasi kendaraan lalu lintas dan keamanan. Nantinya para petugas juga akan mengawasi oknum yang membuang sampah sembarangan.
“Titik-titik yang akan menjadi fokus pemasangan kamera CCTV tersebut, seperti di beberapa alur sungai, jalan sepi dan titik lain yang telah ditentukan setelah dilakukan survei,” tutur Aries.
Dia menambahkan, apabila nantinya ada oknum yang tertangkap kamera CCTV membuang sampah sembarangan. Akan dikenakan sanksi berupa sidang tindak pidana ringan (Tipiring). Berdasar pada peraturan yang telah ditetapkan terkait dengan lingkungan.
Melalui upaya tersebut, pihaknya berharap, oknum-oknum yang masih meneror sampah bisa segera sadar. Lalu mau memilah sampahnya sendiri dan tidak membuang ke tempat-tempat yang tidak semestinya.
“Ketika nantinya semua masyarakat telah tereduksi dengan baik. Saya yakin, Kota Batu akan jadi yang terbaik dalam hal pengelolaan sampah. Sebab Kota Batu telah melakukan pengelolaan sampah dari sumbernya. Bukan lagi melakukan pengelolaan sampah dari TPA,” tutur Aries.
Lebih lanjut, dia juga menyampaikan, sebenarnya masyarakat tidak perlu membuang sampah ditempat yang tidak semestinya, apalagi membuang sampah ditempat umum bahkan di sungai-sungai. Sebab pemerintah melalui petugas kebersihan di masing-masing wilayah, siap mengambil sampah warga yang sudah terpilah.
“Hanya itu esensi yang diminta dari kebijakan memilah sampah dari sumbernya. Begitu juga para pelaku usaha, agar tidak membuang sampah ditempat yang tidak semestinya. Karena yang terpenting, bagaimana mengelola sampah dari sumbernya. Kami siap membantu mengambil sampah yang sudah terpilah,” jelas Aries.
Dia juga menekankan, apabila ada keraguan petugas tidak mengambil sampah yang sudah dipilah. Maka bisa melaporkan melalui hotline yang telah dibuka. Untuk menyampaikan jika sampah belum terambil di rumah warga atau di tempat-tempat usaha.
Pria yang juga menjabat sebagai Kadindik Jatim itu menyampaikan, berdasarkan peninjauan rutin ke desa-desa dan tempat wisata di Kota Batu. Didapatkan hasil, sekitar 60 persen masyarakat Kota Batu telah melakukan pengolahan sampah mandiri.
“Sekitar 60 persen masyarakat sudah merubah pola hidupnya untuk mengelola sampah secara mandiri. Ternyata tidak ada kesulitan yang dihadapi,” bebernya.
Dari hasil blusukannya itu, dia mengungkapkan, desa-desa di Kota Batu kembali memfungsikan TPS3R yang selama ini tidak dimanfaatkan. Bahkan banyak inovasi yang tumbuh dari desa-desa. Dampak dari ditutupnya TPA Tlekung.
“Banyak bermunculan inovasi dari desa-desa. Bahkan dusun sampai dengan RT/RW juga banyak menghasilkan inovasi yang cukup baik. Tentunya telah berdampak terhadap bagaimana pengelolaan sampah yang baik dan bernilai ekonomis,” tandasnya. (Ananto Wibowo)