Malang Post – Hingga September 2023 ini, ada 70 kasus perundungan yang terjadi di Kabupaten Malang. Dengan jumlah korban 100 orang. Dan sudah ditangani PPA DP3A Kabupaten Malang.
Kepala UPTD PPA DP3A Kab Malang, Ulfi Atka Ariari menjelaskan, pelaku perundungan berasal dari lingkungan rumah, lingkungan sekitar dan dari sekolah. Dengan rentang usia 10-18 tahun.
“Kami melakukan beberapa upaya untuk mengatasi kasus perundungan. Salah satunya dengan memiliki satgas konselor di masing-masing kecamatan. Dengan konselor yang sudah bersertifikat, untuk melakukan pembinaan dan pendampingan dari unit terkecil,” katanya.
Penegasan itu disampaikannya, ketika menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Kamis (21/9/2023).
Disebutkan juga, sekolah ramah anak menjadi goals dari PPA DP3A. Untuk membuat anak merasa nyaman saat berada di sekolah.
Serta menjadikan sekolah sebagai rumah kedua bagi anak, dengan pendampingan ke beberapa sekolah.
“Kami juga sering memberikan sosialisasi ke sekolah. Yaitu edukasi, pendampingan dan pendekatan ke guru, orang tua wali murid dan juga siswa. Untuk menjelaskan pola parenting yang baik, serta penanganan kasus perundungan di sekolah,” sebutnya.
Saat terjadi kasus perundungan, pihak sekolah bisa langsung menghubungi satgas konselor tingkat kecamatan. Kemudian pihak DP3A bakal langsung turun melakukan pembinaan.
Namun jika terjadi kasus perundungan di daerah yang tidak ada konselor tingkat kecamatan, akan langsung menghubungi hotline DP3A.
Sementara dosen Psikologi UMM, Dr.Cahyaning Suryaningrum menyampaikan, output perilaku anak dalam lingkungan sangat dipengaruhi oleh pola pengasuhan dalam keluarga. Mulai dari penanaman nilai-nilai moral dan pembekalan pendidikan karakter.
Jika anak tumbuh dengan pola pengasuhan yang baik, katanya, akan muncul karakter penyayang dan penuh kasih, saat berada di lingkungan luar rumah.
“Namun sebaliknya, jika semasa kecil lebih banyak pengalaman pahit yang dirasakan, anak akan melihat dunia luar seperti ancaman. Memiliki kontrol sosial lemah dan menganggap semua orang seperti musuh,” sebutnya.
Peran keluarga dan sekolah menjadi sangat penting, dalam mengasuh anak dengan kasih sayang. Serta pemberian contoh yang baik tanpa kekerasan. Agar anak bisa beradaptasi lebih baik dengan lingkungan sekitarnya.
Karena itulah, diharapkan setiap sekolah memiliki bimbingan konseling yang benar benar memantau perilaku dan perkembangan anak.
“Setiap guru juga wajib mengetahui perbedaan kenakalan remaja secara umum, dengan kenakalan yang sudah menjurus dalam kategori perundungan.”
“Jika anak menunjukan sikap tidak wajar, sekolah bisa langsung memberikan penanganan dan bisa langsung merujuk ke penanganan profesional dari psikolog maupun psikiater,” tegasnya.
Dengan guru memberikan pendampingan, Cahyaning sangat yakin, bisa mendeteksi sejak dini. Agar perilaku perundungan tidak semakin banyak, serta guru BK juga harus bersinergi dengan guru lain, untuk terus melakukan pemantauan. (Yolanda Oktaviani – Ra Indrata)