Malang Post – Universitas Islam Malang (Unisma) kembali melangsungkan Orientasi Studi dan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (Oshika), untuk mahasiswa baru (maba) tahun 2023-2024.
Sesi penutupan OSHIKA Maba, Rabu (20/09/2023), dilakukan secara langsung di Gedung Bundar Al Asy’ari Unisma. Dihadiri petinggi universitas dan perwakilan maba. Acara ini berlangsung meriah dan berhasil memecahkan rekor MURI.
Sertifikat MURI diberikan oleh Triyono, Operations Manager MURI, kepada Rektor Unisma, Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si., saat penutupan Oshika.
Rektor menjelaskan, Unisma selama sembilan tahun, total telah memecahkan 11 rekor MURI.
Tahun 2023 ini, Unisma tidak hanya memecahkan rekor MURI. Tapi juga memecahkan rekor dunia sebagai penulisan biografi kiai kampung. Pemecahan rekor MURI mayoritas memang dilakukan saat Oshika mahasiswa baru (Maba).
“Kami selalu mencari inovasi baru setiap ada maba. Inovasi itu adalah suatu hal yang unik dan menjadi kebanggan masyarakat. Itu akan menjadi tradisi dalam mengembangkan akademik, spiritualitas dan lain sebagainya,” kata Prof. Maskuri.
“Alhamdulillah kita mendapatkan rekor MURI dengan tajuk penulisan buku Biografi Kiai Kampung Terbanyak oleh Mahasiswa dan ini adalah yang ke-11 kita meraih predikat rekor MURI dan dunia,” jelasnya
Pemecahan rekor MURI, kata Rektor, tidak hanya saat Oshika. Tetapi beberapa juga dilakukan saat peringatan Hari Santri. Setiap tahun Unisma menargetkan minimal ada satu rekor yang dipecahkan.
“Tentunya kita akan semakin giat untuk menggali suatu hal yang baru lagi. Kita rumuskan yang sekiranya unik dan bernilai edukasi. Target kami nanti bisa memecahkan guinness world record,” tegasnya.
Tahun ini, 3.567 biografi kiai kampung yang ditulis mahasiswa, mampu memecahkan rekor MURI dan dunia. Hasil dari tulisan mahasiswa nantinya akan dikumpulkan menjadi buku berjudul ‘Biografi Kiai Kampung,’.
“Harapannya kiai kampung sebagai pembimbing, pendidik, motivator, adminstratur, teladan memberi inspirasi bagi mahasiswa. Banyak hal yang bisa diperoleh dari kiai kampung,” sebut Rektor.
Kiai kampung yang dimaksud adalah kiai dari tempat asal mahasiswa. Menurut Rektor, kiai kampung tidak mendapat SK dari siapapun, tetapi begitu dihormati, dihargai, dan menjadi teladan masyarakat.
Hal senada disampaikan Wakil Presiden BEM Unisma, Dodik Irwan Ahmad. Kiai kampung merupakan salah satu ciri khas dari Nahdlatul Ulama.
Penulisan biografi kiai kampung, dilakukan dengan dua acara. Pertama, bagi mahasiswa yang sudah berada di Malang mencari kiai kampung di wawancara dengan zoom meeting atau video call.
“Tapi sebagian besar masih berada di daerahnya. Sehingga mereka wawancara langsung kiai kampung di daerah masing-masing.”
“Kami berharap agar penulisan biografi berupa kehidupan dan latar belakang kiai kampung sehingga bisa menjangkau para guru ngaji, muazin, guru langgar di setiap daerah,” ujar Dodik. (M. Abd. Rahman Rozzi)