Malang Post – Pelatih Arema FC, Jose Fernando Martins Valente, ngotot untuk menggelar pemusatan latihan. Di sela-sela jadwal tanding di kompetisi Liga 1 2023/2024. Yakni ketika Arema FC akan menjamu Persita, pada Sabtu (16/9/2023) dan dijamu Persebaya seminggu kemudian.
Ternyata pelatih asal Portugal ini ingin secepatkan menerapkan konsep bermain sepak bola, seperti yang dia inginkan.
Diyakini dengan konsep itu, permainan Arema FC akan berkembang. Pemain juga bisa berada di peak performance. Dan secepatnya bisa lepas dari zona degradasi.
Lantas bagaimana sebenarnya konsep baru yang coba diterapkan untuk skuadra Singo Edan?
“Pasti tidak akan bikin pusing pemain dalam memahami konsep itu. Karena tujuannya adalah memudahkan pemain, dalam meraih hasil maksimal di tiap laga Liga 1 2023-2024,” katanya seperti dilansir wearemania, Rabu (13/9/2023).
Fernando juga mengakui, sejak memoles Arema FC usai pekan ke-9 pada 22 Agustus lalu, dia sudah memberikan sedikit demi sedikit konsep dan ide-idenya kepada pemainnya.
Misi itu dilanjutkannya saat ada jeda kompetisi selama dua pekan, dalam rangka FIFA Matchday September.
Menurutnya, sebuah konsep dibuat memang untuk memudahkan tim. Bukan malah membuat pemain bingung. Setidaknya, itu sudah terbukti dengan dua kemenangan beruntun yang diraih Arema sebelum libur kompetisi.
“Yang terpenting, para pemain Arema sudah bisa memahami, bagaimana mereka meningkatkan penerapan konsep itu, dalam pertandingan bersama dalam tim.”
“Mereka juga harus bisa mengambil keuntungan dari konsep yang dijalankan itu,” jelas pelatih berlisensi UEFA Pro ini.
Meski demikian, pihaknya juga menegaskan konsepnya harus bisa dijalankan. Tidak hanya sekadar dipahami oleh pemain. Sebab, butuh konsistensi untuk terus menjalankan konsep-konsep pelatih asal Portugal itu.
Tanpa konsistensi, konsep-konsep yang sudah dijalankannya tak akan berarti apa-apa. Ketika semua pemain Arema bisa konsisten dalam menjalankan konsep-konsep tersebut, maka hasil terbaik bukan tak mungkin bisa didapatkan.
“Konsep saya ini sangat simpel dan mudah dimengerti. Kita butuh terus bermain dan berlatih, sehingga para pemain akan lebih bisa memunculkan konsistensinya dalam pertandingan,” tandasnya.
Berkaitan dengan konsistensi tersebut, Fernando Valente juga menyoroti tajam kebiasaan Dendi Santoso dan kawan-kawan. Yang selalu bermain dengan umpan-umpan panjang. Bahkan tidak jarang dilakukan dengan ngawur.
Itulah sebabnya, ketika dia pertama memoles Arema FC, instruksi yang diberikan kepada pemainnya adalah bermain umpan-umpan pendek dari kaki ke kaki.
“Semua pemain dalam posisi masing-masing di lapangan, harus terkoneksi dengan baik. Agar umpan-umpan pendek yang diinginkan bisa berjalan.”
“Jika satu pemain saja keluar dari koneksi dalam skema yang sudah dibangun, rencana yang sudah disusun pun bisa berantakan,” bebernya.
Pelatih kelahiran 22 Juli 1959 ini menilai, umpan-umpan panjang membuat potensi Arema kehilangan penguasaan bola bisa meningkat. Padahal penguasaan bola, menjadi ciri khas permainan yang diterapkannya.
“Itulah kenapa saya menyebut tim yang bermain bagus itu, ketika tidak kehilangan bola dan mampu mencetak gol. Sudah terbukti, beberapa kali umpan panjang itu membuat kita dengan mudah kehilangan bola,” kata Fernando.
Meski demikian, Fernando Valente tak melarang pemain Arema melakukan umpan panjang. Hanya saja, mantan pelatih Shakhtar Donetsk II itu meminta para pemainnya untuk menghindari hal tersebut.
“Bukan berarti pemain tidak boleh melakukan umpan panjang. Tapi umpan panjang membuat kemungkinan kehilangan bola semakin besar, kalau umpannya tidak tepat sasaran.”
“Misalnya, ketika ada satu momen kita bisa merebut bola, sebaiknya berikan kepada pemain terdekat. Ketimbang ditendang jauh ke depan, yang lebih sering akan hilang bolanya. Saya ingin pemain paham dengan konsep itu,” tandas pelatih yang memulai karier kepelatihannya pada 1992 di SC Freamunde ini. (*/Ra Indrata)